Moral Kebangsaan: Jiwa yang Hidup dalam Diri Rakyat

- Selasa, 16 Desember 2025 | 12:25 WIB
Moral Kebangsaan: Jiwa yang Hidup dalam Diri Rakyat

NgopiSiang: Rakyat dan Moral Kebangsaan, Jiwa Bangsa yang Tak Boleh Diabaikan

Moral kebangsaan itu ibarat jiwa. Ia yang menghidupkan. Bukan cuma slogan kosong atau hafalan pasal-pasal konstitusi belaka, tapi lebih pada sikap batin. Tindakan nyata. Cerminan dari kesadaran kolektif kita bahwa kita ini satu bangsa. Bayangkan saja, tanpa jiwa ini, negara cuma jadi struktur administratif yang hampa. Bangsanya sendiri bakal kehilangan arah, luntur makna perjuangannya.

Nah, kalau kita tilik sejarah Indonesia, moral kebangsaan kita lahir dari perjalanan panjang yang berdarah-darah. Perjuangan melawan penindasan, ketidakadilan, dan upaya mempertahankan persatuan. Ini bukan karya segelintir elite. Justru dibangun dari keringat dan pengorbanan rakyat biasa: petani, buruh, nelayan, guru, sampai kaum perempuan. Makanya, mengabaikan rakyat sama saja dengan mencabut akar dari moral kebangsaan itu sendiri. Fondasinya runtuh.

Lalu, seperti apa wujudnya? Moral kebangsaan menuntut kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan tentu saja persatuan. Nilai-nilai itu sebenarnya sudah terangkum apik dalam Pancasila. Tapi di situlah masalahnya sering muncul. Nilai-nilai luhur itu kadang mandek di teks buku dan pidato seremonial belaka. Ujian sebenarnya justru ada di lapangan: dalam kebijakan yang diambil, dalam perilaku para pemimpin, dan yang paling krusial seberapa besar keberpihakan nyata pada rakyat yang paling rentan.

Memang, tantangan terberat sekarang ini adalah jurang lebar antara ideal dan realita. Di satu sisi, kita gemar berteriak tentang persatuan dan keadilan. Di sisi lain, ketimpangan sosial dan kemiskinan struktural masih jadi pemandangan sehari-hari. Bagi banyak warga, itu adalah kenyataan pahit yang harus ditelan. Ketika suara mereka dipinggirkan, ketika penderitaan hanya dilihat sebagai angka statistik, erosi moral kebangsaan pun mulai terjadi. Perlahan tapi pasti.


Halaman:

Komentar