Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 11 Oktober 2025 memberi sedikit napas, meski tak sepenuhnya menghentikan pertumpahan darah. Dalam masa yang seharusnya tenang itu, masih tercatat 386 orang tewas dan lebih dari seribu lainnya terluka.
Secara keseluruhan, korban luka sejak awal semua ini dimulai telah menyentuh 171.095 jiwa. Setiap angka di baliknya adalah seorang manusia dengan cerita dan mimpi yang terenggut.
Di balik riasan cerah itu, ada kesedihan yang tak terperi. Tapi Ahmed memilih untuk tidak tenggelam. Ia memilih untuk membuat anak-anak lain, yang nasibnya mungkin serupa, bisa tertawa sebentar. Melupakan sejenak. Itu adalah bentuk perlawanannya. Bentuk kemanusiaan yang paling sederhana, dan mungkin justru yang paling perkasa.
Artikel Terkait
BMKG Gencarkan Modifikasi Cuaca Hadapi Puncak Hujan dan Tiga Siklon di Awal 2026
Dilraba dan Arthur Chen Bersatu dalam Love Beyond the Grave, Kisah Cinta Guru Spiritual dan Jenderal Misterius
Mahasiswa UWKS Dijatuhi DO dan Ditangkap Polisi Usai Unggah Konten Rasis
Danantara Garap Hotel dan Lahan Strategis di Dekat Masjidil Haram