Reaksi publik bisa dibilang beragam. Sebagian besar tentu penasaran. Banyak yang bertanya-tanya di kolom komentar, mencoba merunut dari logika pakaian atau latar belakang gambar.
Namun begitu, ada juga suara-suara yang lebih hati-hati. Mereka mengingatkan untuk tidak gampang percaya sebelum ada bukti kuat. “Tunggu dulu klarifikasi resminya,” tulis salah seorang warganet. Yang lain menambahkan, membagikan ulang informasi yang belum jelas justru bisa memperkeruh situasi dan merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah.
Ini perkembangan yang menarik. Di tengah banjir informasi, kesadaran untuk cek dan ricek perlahan mulai tumbuh, meski godaan untuk langsung share tetap besar.
Belajar dari Pengalaman Lalu
Brebes bukan kali pertama jadi bahan narasi viral. Sebelumnya, beberapa konten serupa juga pernah muncul dengan klaim lokasi yang sama. Hasilnya? Ada yang akhirnya diklarifikasi dan ternyata kejadiannya di tempat lain. Ada pula yang begitu-begitu saja, tenggelam tanpa kejelasan, karena tidak ada pihak yang merasa perlu melaporkan atau menindaklanjutinya.
Pelajaran yang bisa diambil jelas: viralitas dan kebenaran adalah dua jalur yang berbeda. Yang satu soal kecepatan, yang lain soal ketelitian.
Jadi, bagaimana sebaiknya kita menyikapi video seperti ini? Langkah paling bijak adalah berhenti sejenak. Jangan buru-buru share. Cek dulu sumbernya siapa yang pertama mengunggah? Lalu, lihat apakah media terpercaya sudah meliputnya? Dan yang paling penting: tunggu pernyataan resmi dari pihak berwajib atau instansi terkait.
Dengan bersikap lebih kritis, kita tak cuma melindungi diri dari misinformasi, tapi juga membantu menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat. Ruang maya kita sudah cukup ramai. Yang kita butuhkan sekarang adalah kedalaman, bukan sekadar kegaduhan.
Artikel Terkait
Kebakaran Hebat di Korsel Picu Polemik: Bencana Nasional atau Tindakan Lembek?
Lima Nelayan Bertaruh Nyawa Tiga Jam di Tengah Amukan Ombak Bali
Ahli Geologi Ingatkan: Hunian Korban Bencana di Sumatra Tak Boleh Dibangun di Atas Memori Bencana
Tito Pastikan Bantuan Rp 268 Miliar untuk Korban Bencana Tepat Sasaran