Lalu, bangkit itu seperti apa? Bukan berarti marah-marah tanpa arah. Bangkit itu soal kesadaran kolektif. Sadar bahwa tanah air bukan komoditas. Sadar bahwa kebangsaan bukan formalitas belaka. Dan sadar bahwa kita tak bisa mewariskan masa depan dalam kondisi yang luka-luka. Kebangkitan sejati dimulai dari pertanyaan sederhana: apakah kemajuan yang kita kejar masih menyisakan ruang untuk kemanusiaan?
Di sinilah peran generasi muda Sumatra dan Indonesia menjadi krusial. Mereka adalah jembatan antara ingatan masa lalu dan harapan masa depan. Kalau mereka lupa pada akar, bangsa ini bisa tumbuh tinggi tapi rapuh. Sebaliknya, kalau mereka bisa merawat ingatan kolektif, lalu menyatukannya dengan ilmu serta keberanian moral, maka kebangkitan bukanlah mimpi belaka.
Ada satu pelajaran penting dari Sumatra: alam dan manusia itu tak terpisahkan. Lukai alam, manusia akan tersesat. Abaikan manusia, maka kebangsaan kehilangan maknanya. Karena itu, membela Sumatra bukanlah tindakan kedaerahan yang sempit. Itu adalah tindakan nasionalisme yang paling murni nasionalisme yang hidup, bernapas, dan berpihak pada keadilan.
Akhirnya, berbagai bencana di tanah Sumatra harusnya jadi cambuk. Bukan untuk menutup mata, tapi justru untuk mengakui ada yang salah. Indonesia harus bangkit dengan kebijakan yang adil, dengan keberanian melawan keserakahan, dan dengan kesediaan mendengarkan suara-suara yang selama ini terpinggirkan. Kekuatan bangsa ini terletak pada keutuhannya, bukan pada dominasi satu wilayah atas wilayah lain.
Kita boleh berharap, suatu hari nanti Sumatra tidak lagi menangis. Bukan karena dipaksa diam, tapi karena ia benar-benar didengar. Dan saat itu terjadi, Indonesia bukan cuma bangkit. Ia akan berdiri tegak dengan martabatnya kembali. Selamatkan Sumatra, bangkitlah Indonesia.
Tabik.
Jaksat/ed-am
Artikel Terkait
Otak Penusukan Sopir Truk di Palembang Akhirnya Diringkus
Fadli Zon Luncurkan 10 Jilid Sejarah Indonesia, Revisi Mitos 350 Tahun Penjajahan
DWP Kalbar Rayakan HUT ke-26 dengan Tebar Kasih ke Panti Asuhan dan RSUD Soedarso
Rumah di Jerman Pecahkan Rekor Dunia dengan 621 Pohon Natal