Bandar Lampung – Progres pembangunan embung atau penampungan air di Jalan Teuku Cik Ditiro, Kemiling, terus melaju. Saat ini, pengerjaan fisiknya sudah mencapai sekitar 70 persen. Targetnya, proyek yang dinanti-nanti warga ini bisa tuntas di pertengahan bulan ini.
Fungsinya jelas: mengendalikan banjir. Wilayah hilir Bandar Lampung selama ini kerap kebanjiran akibat limpasan air dari kawasan perbukitan. Embung inilah yang nantinya akan menampung air hujan itu, sebelum dialirkan secara perlahan dan terkendali.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Lampung, Budi Darmawan, mengaku puas dengan perkembangan di lapangan. Menurutnya, pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi dan diawasi dengan ketat.
“Progresnya alhamdulillah baik ya, kita juga bisa sama-sama menyaksikan di sana bahwa kita coba untuk betul-betul mengawasi dengan ketat. Rekanan juga sudah melaksanakan pekerjaan itu sesuai dengan spesifikasi yang kita minta dalam kontrak,” kata Budi, Rabu (10/12).
“Mudah-mudahan progresnya itu saat ini sudah sekitar 70 persen ya, 70 persenan ya. Mudah-mudahan di tanggal-tanggal 20 ini mungkin PSDA bisa selesai,” tambahnya.
Embung Kemiling ini tak main-main ukurannya. Luas tampungannya sekitar 1,5 hektare lebih, dengan kapasitas menampung air hingga 30 juta meter kubik. Bayangkan, air hujan yang biasanya liar dan langsung membanjiri pemukiman di bawah, akan ditahan dulu di sini.
“Jadi embung itu fungsinya untuk konservasi dan untuk pengendalian banjir juga. Jadi air-air yang selama ini itu liar, terus terbuang, itu akan kita tampung untuk persediaan,” ucap Budi.
Di sisi lain, pembangunan ini juga merupakan langkah antisipatif. Kawasan Kemiling yang dulu sepi kini makin padat oleh perumahan. Perubahan tata ruang ini membuat pengelolaan air menjadi krusial.
Artikel Terkait
Kapolres Baru Tuban Langsung Pimpin Persiapan Pengamanan Nataru
Bupati Lampung Tengah Ditangkap KPK Usai OTT di Jakarta
Free Palestine: Seruan Tak Terduga Siswa AS di Tengah Wawancara Libur Salju
Kisah Sumarni dan Kios Buku yang Bertahan di Titik Nol Yogyakarta