Kesombongan, Kekikiran, dan Ajak Berbuat Kikir
Banjir itu bukan cuma soal air. Lebih dari itu, ia adalah amarah yang menyibak tabir para penguasa. Wajah mereka, yang biasanya tersembunyi di balik pidato-pidato indah, tiba-tiba terbuka lebar: tampak dingin, angkuh, dan enggan menolong. Kesombongan semacam inilah yang konon telah "merenggut" nyawa delapan ratus lebih rakyat orang-orang yang cuma ingin hak hidupnya diakui.
Alen Y. Sinaro
Allah berfirman dalam Surah Al-Hadiid ayat 23-24:
…وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ … (24)
“…Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir…”
Dulu, aku sering bingung. Kenapa sih kesombongan selalu digandengkan dengan sifat pelit? Pertanyaan itu mengendap bertahun-tahun, sampai akhirnya banjir besar datang. Saat itulah ayat tadi terasa seperti cambuk, menyambar dan membelah kesunyian.
Artikel Terkait
Bibit Siklon 91S di Selatan Lampung, BMKG: Peluang Berkembang ke Level Siklon Tropis Masih Rendah
Wawancara Jokowi Soal Ijazah: Solusi Tak Jelas, Keraguan Malah Mengental
Harmonisasi Rampung, Remunerasi BLUD Puskesmas Mempawah Siap Ditetapkan
Harmonisasi Gagal, Raperbup Sintang Dikembalikan Usai Bentrok dengan Aturan Retribusi