Jalan Kaki 11 Jam
Pengalaman pahit itu dia rasakan langsung akhir November lalu. Usai menghadiri RUPS Bank Sumut di Medan dan dalam perjalanan pulang ke Tapteng, bencana menghadang. Longsor di mana-mana. Sampai-sampai, dia harus berjalan kaki selama 11 jam.
"Jalan kaki. Dari arah Tarutung itu sampai ke Adian Koting mau ke perbatasan Tapanuli Tengah, tapi enggak bisa saya tembus juga karena tebal longsoran, titik longsornya sangat banyak, dan sangat tebal-tebal. Jadi itu titik longsorannya itu ratusan," jelasnya.
Medan benar-benar berat. Satu mobil dari rombongannya bahkan terperosok dalam lumpur tebal dan terpaksa ditinggalkan di lokasi.
"Terjebak satu. Kan kami iring-iringan tuh malam. Ya kan. Nah karena longsor longsor terus. Apa, kita putar balik. Nah satu mobil enggak sempat putar balik, apa tuh rodanya apa tuh rodanya terpater gitulah apa tuh. Terpater gitulah. Ya udah kita tinggal. Nah kebetulan tuh mobil dinasnya Pak Wakil kan," jelas dia.
Malam itu mereka terpaksa menginap di sebuah warung. Esok harinya, dengan medan yang masih sangat buruk, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan itulah Masinton berbincang dengan seorang warga tua.
"Saya tanya-tanya itu ke orang tua yang saya lintasi waktu jalan kaki di Tapanuli Utara itu. Saya mampir di warung. Terus saya tanya, ada bercerita sama orang tua udah usianya 80 berapa, 80 berapa, 84 tahun lah. Dia cerita seumur hidup beliau enggak pernah tuh Longsoran banyak begini dia bilang. Disertai dengan banjir bandang enggak pernah tuh. Longsoran kayu-kayu terus ini titiknya banyak sekali," urai Masinton menceritakan pengalamannya.
Kata-kata orang tua itu, baginya, adalah pengakuan yang paling jujur tentang betapa alam di sana sudah berubah.
Artikel Terkait
Pemulihan Sinyal Aceh Terhambat, Target 75 Persen Jaringan Masih Jauh
Bupati Erlina Serukan Perempuan Berdaya untuk Wujudkan Indonesia Emas
Muhammadiyah Akui Belum Kantongi Izin Tambang, Sebut Kena Prank Pemerintah
Liputan KPK Berujung Intimidasi, Jurnalis iNews TV Diserang di Rumah Dinas Bupati