Perbukitan di Tapanuli Tengah perlahan berubah wajah. Bupati Masinton bercerita, pohon-pohon yang dulu menghijau kini banyak yang sudah rata. Dia melihat sendiri bagaimana kawasan itu dikeruk, lalu beralih fungsi. Yang tersisa cuma tumpukan kayu bekas tebangan yang menggunung di atas bukit.
Selama sembilan bulan menjabat, Masinton blusukan ke berbagai penjuru Tapteng. Dan fenomena itu, kata dia, terjadi di mana-mana. Bukan cuma sekali dua kali. Dia sengaja mendatangi lokasi-lokasi itu langsung. Tujuannya satu: agar perbukitan tak lagi dijadikan kebun sawit.
"Saya datang itu ke wilayah perbukitan, saya lihat tuh banyak yang dikeruk, terus saya lihat beralih fungsi. Ya kan. Nah di situ tuh saya datangin. Ke lokasi-lokasinya langsung. Supaya perbukitan itu tidak ditanami sawit," jelas Masinton, Rabu (10/12).
Menurutnya, hampir semua kecamatan di wilayahnya mengalami hal serupa. Kawasan hutan dibuka, kayunya dipotong dan disenso ada yang diambil, ada pula yang dibiarkan menumpuk begitu saja di atas bukit. Lahan yang terbuka itu lalu ditanami sawit.
"Dan kemudian, beberapa di kawasan hutan itu kayunya dipotongin, disenso tuh. Disenso, terus kemudian kayunya diambilin atau ditinggal di stok di sana di atas itu, terus lahannya di perbukitan itu tanami sawit. Nah ini fenomenanya di Tapanuli Tengah itulah yang terjadi bahkan tuh ada ada hampir semua kecamatan tuh," beber dia.
Data pun seolah membenarkan pengamatannya. Masinton menyebut angka dari BPS yang menunjukkan deforestasi masif dalam setahun terakhir.
"Statistik BPS saya lihat itu dari 2023 ke 2024 terjadi deforestasi yang sangat masif. Dari 16.000, 16.000 sekian lah itu ya lebih kurang 16.000 hektare lebih, menjadi 40.800-an kalau enggak salah 40.800 hektare itu. Dalam satu tahun," urai dia.
Dampaknya tak main-main. Saat banjir bandang dan longsor menerjang, kayu-kayu tebangan yang hanyut itu justru memperparah kerusakan yang ada.
Artikel Terkait
Bibit Siklon 91S di Selatan Lampung, BMKG: Peluang Berkembang ke Level Siklon Tropis Masih Rendah
Wawancara Jokowi Soal Ijazah: Solusi Tak Jelas, Keraguan Malah Mengental
Harmonisasi Rampung, Remunerasi BLUD Puskesmas Mempawah Siap Ditetapkan
Harmonisasi Gagal, Raperbup Sintang Dikembalikan Usai Bentrok dengan Aturan Retribusi