Asap tebal sudah memenuhi lorong ketika api mulai berkobar. Tragedi di Gedung Terra Drone itu merenggut nyawa 22 orang, yang sebagian besar terjebak di dalam tanpa jalan keluar. Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih diselidiki. Begitu pula soal kondisi jalur evakuasi yang seharusnya menjadi jalan penyelamat.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tak menyembunyikan kekecewaannya. Saat meninjau lokasi, ia menyoroti ketidaksiapan yang fatal dari pemilik gedung.
“Untuk case yang seperti ini mereka tidak mempersiapkan sama sekali (penanganan bencana kebakaran),” tegas Pramono.
Ia menegaskan, keselamatan pegawai seharusnya jadi prioritas utama. “Ini menunjukkan lantai 6, tetapi tidak dipersiapkan untuk evakuasi dan sebagainya,” ujarnya lagi. Menurutnya, banyaknya korban jiwa adalah bukti nyata kegagalan sistem penyelamatan.
Di sisi lain, Kepala Dinas CKTRP DKI Jakarta, Vera Revina Sari, mengingatkan kewajiban semua pemilik gedung. Standar keamanan, terutama untuk penanganan kebakaran, sudah diatur jelas dalam Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
“Ketika gedung mendapatkan SLF (khususnya gedung bertingkat), sebenarnya sudah diketahui area-area yang harus kosong untuk upaya penyelamatan bila ada bencana (kebakaran, gempa, dan lain-lain),” jelas Vera.
Artikel Terkait
Pria 84 Tahun Tewas di Saluran Irigasi Usai Mengecek Kolam Malam Hari
Banjir Tapteng: 19 Desa Terisolasi, Alat Berat Jadi Prioritas Darurat
Presiden Prabowo Perintahkan Evaluasi Ketat Pasca Kebakaran Maut di Kemayoran
Prabowo Langsung Terbang ke Moskow, Segera Temui Putin di Kremlin