“Guru-guru semua harus tegar, sabar, tidak boleh tumbang. Ingat, kekuatan mental itu lebih kuat dari kekuatan fisik,” tegas Mu’ti.
Di sisi lain, tak hanya kata penyemangat yang dibawa. Mu’ti datang dengan bantuan konkret. Ia menjelaskan, Kemendikdasmen akan menyalurkan bantuan operasional khusus untuk sekolah-sekolah yang terdampak. Bantuan ini mencakup semua jenjang, mulai dari TK sampai SLB.
“Hari ini kita serahkan bantuan operasional untuk sekolah-sekolah korban banjir. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB,” jelasnya.
Besaran nilainya bervariasi. Untuk TK, bantuan sebesar Rp 10 juta. SD dapat Rp 15 juta, SMP Rp 20 juta. Sementara SMA, SMK, dan SLB masing-masing mendapat Rp 25 juta.
Namun begitu, bantuan itu baru langkah awal. Mu’ti, yang juga Sekretaris Umum Muhammadiyah ini, memastikan bahwa pemulihan jangka panjang akan dilakukan. Semua sekolah terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akan dibenahi.
“Ke depan, sekolah yang rusak akan kami prioritaskan. Dana revitalisasi di tahun 2026 nanti akan kami alokasikan khusus untuk mereka yang terdampak bencana banjir dan longsor ini,” janji Mu’ti.
“Jumlah pastinya kami ikuti data dari dinas setempat. Data ini masih kami update. Mudah-mudahan, kalau semua sudah sesuai, proses pembangunannya bisa dimulai bulan Februari,” tambahnya menutup penjelasan.
Kunjungan itu pun berakhir. Mu’ti pergi, meninggalkan janji dan sedikit harapan. Di posko pengungsian, kehidupan sehari-hari terus berjalan dengan berat. Tapi setidaknya, ada rencana yang mulai digariskan untuk membangun kembali tempat mereka menimba ilmu.
Artikel Terkait
Empat Hakim Kasus Suap CPO Ajukan Banding, Jaksa Ikut Bersiap
Misteri Timur Tengah yang Tak Pernah Banjir: Rahasianya Bukan di Hutan, tapi di Langit
Bupati Lampung Tengah Dibekuk KPK, Suap Miliaran untuk Tutup Utang Pilkada
Kebakaran Terra Drone: Api yang Membakar Data dan Misteri Sawit Sumatera