Mendikdasmen Temui Korban Banjir Bandang Aceh Tamiang, Janjikan Bantuan
Selasa, 9 Desember
Hujan mungkin sudah reda, tapi dampaknya masih terasa begitu dalam. Di Aceh Tamiang, suasana duka masih menyelimuti. Di tengah situasi itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Abdul Mu’ti menyempatkan diri datang, langsung menemui para guru dan siswa yang jadi korban banjir bandang dan longsor.
Pertemuannya berlangsung di Kantor Bupati setempat. Tempat yang biasanya jadi pusat pemerintahan, kini berubah fungsi. Sejak bencana melanda, gedung itu disulap menjadi posko pengungsian. Ratusan orang laki-laki, perempuan, anak-anak terpaksa tinggal di sini, mengungsi dari rumah mereka yang hancur atau terancam.
Mu’ti memulai kunjungannya dengan duduk bersama para guru. Obrolan berlangsung santai tapi serius. Dia ingin tahu, benar-benar tahu, bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan. Bagaimana nasib sekolah-sekolah mereka.
Jawaban yang datang sungguh memilinkan. Seorang perwakilan guru menggambarkan kehancuran total. Semua aset sekolah, lenyap. Buku, dokumen penting, peralatan, habis diterjang banjir. Ruang kelas? Tertimbun lumpur tebal, mustahil dipakai untuk belajar.
“Situasinya seperti ini, semua mengungsi. Tidak ada yang bisa diselamatkan dari aset sekolah,” ucap guru itu kepada Mu’ti, suaranya lirih namun jelas.
Mendengar itu, Mu’ti lantas berpesan. Ia meminta semua guru untuk tetap sabar. “Ini cobaan berat,” katanya. Namun, kata-katanya berusaha membangkitkan semangat.
Artikel Terkait
Empat Hakim Kasus Suap CPO Ajukan Banding, Jaksa Ikut Bersiap
Misteri Timur Tengah yang Tak Pernah Banjir: Rahasianya Bukan di Hutan, tapi di Langit
Bupati Lampung Tengah Dibekuk KPK, Suap Miliaran untuk Tutup Utang Pilkada
Kebakaran Terra Drone: Api yang Membakar Data dan Misteri Sawit Sumatera