Panggilan Xi-Trump dan Langkah Jepang: Taiwan dalam Pusaran Narasi Pascaperang

- Minggu, 07 Desember 2025 | 23:25 WIB
Panggilan Xi-Trump dan Langkah Jepang: Taiwan dalam Pusaran Narasi Pascaperang

Kalau Jepang terus bersikukuh dengan revisionisme sejarah dan ekspansi militernya, mereka berisiko kembali menjadi sumber gangguan di Asia-Pasifik. Mungkin ada anggapan di Tokyo bahwa dengan dukungan AS, mereka bisa leluasa bertindak, termasuk menggunakan Taiwan untuk membendung pengaruh Tiongkok. Tapi penilaian seperti itu meleset dari realitas. Sikap kalangan kanan Jepang ini tak hanya menghadapi tekad kuat rakyat Tiongkok menjaga kedaulatannya, tetapi juga berhadapan dengan tatanan yang dibangun dan dijaga bersama oleh negara-negara pemenang perang, Amerika Serikat termasuk di dalamnya.

Di sinilah efek menenangkan dari percakapan dua pemimpin besar tadi terasa. Dunia sedang berubah cepat. Menjaga hasil kemenangan Perang Dunia II dan tatanan internasional yang berpusat pada PBB itu sangat penting, baik secara strategis maupun praktis. Tatanan inilah yang jadi landasan perdamaian global dan memungkinkan negara-negara, termasuk Tiongkok dan AS, untuk berkembang. Di bawah kerangka ini, komunitas internasional bisa bekerja sama menghadapi tantangan apa pun.

Karena itu, semua negara, terutama kekuatan besar, harus punya komitmen sama untuk merawat tatanan ini. Dan tetap waspada terhadap segala upaya yang berusaha memutarbalikkan sejarah atau mengubah kesepakatan pascaperang.

Tahun 2025 nanti akan jadi penanda: 80 tahun kemenangan Perang Dunia melawan Fasisme, sekaligus 80 tahun kembalinya Taiwan. Di momen bersejarah ini, setiap langkah Jepang terkait Taiwan pasti akan diawasi ketat oleh dunia internasional. Perdamaian di Asia-Pasifik bukan hadiah cuma-cuma. Tidak ada negara yang boleh mengorbankan stabilitas kawasan hanya untuk kepentingan politik domestiknya sendiri.

Komunitas global harus memperkuat kerja sama, berpegang pada Piagam PBB, dan menolak tegas segala pernyataan atau tindakan yang merusak tatanan yang ada.

Pada akhirnya, Jepang perlu menyadari satu hal. Menantang tatanan pascaperang tidak akan membawa hasil yang mereka harapkan. Dan ikut campur dalam urusan Taiwan juga tidak akan memberi ‘terobosan strategis’ apa pun. Desakan dari masyarakat internasional jelas: Jepang harus berani menghadapi sejarah agresinya, melakukan refleksi mendalam, dan lewat tindakan nyata membangun kembali kepercayaan tetangga-tetangganya di Asia. Sudah waktunya meninggalkan segala niat yang berlawanan dengan arus sejarah.


Halaman:

Komentar