Besarnya Dukungan Keluarga
Di balik semua itu, kekuatan terbesarnya adalah keluarga. Ayahnya, seorang driver taksi online dengan mobil sewaan, sering pulang tak menentu tergantung target harian. Tapi dialah orang pertama yang dihubungi Arul untuk kabar penting.
“Pas aku diterima magang, suaranya bergetar. Ayah sampai nawarin mau nganter atau jemput kalau lewat area situ,” cerita Arul.
Dukungan ibunya tak kalah mengharukan. Saat kabar diterima itu sampai, ibunya yang sedang menyapu langsung membuang sapu dan memeluk Arul erat-erat.
“Mama lihat langsung proses aku dari apply, interview, sampai nunggu jawaban. Jadi pas keterima, itu kayak lega buat kami berdua,” katanya lirih.
Ritual hariannya pun sederhana namun berarti: bekal yang disiapkan ibu, dan makan malam bersama di rumah dengan adik yang rela menunggu. “Aku beruntung banget punya keluarga kayak ini,” ujarnya.
Magang Nasional yang Mengubah Jalan Hidup
Bagi Arul, program ini benar-benar mengubah jalan hidupnya. Dia dapat pengalaman berharga, ekonomi keluarga sedikit terbantu, dan jaringan pertemanannya meluas. “Enggak cuma aku. Banyak banget yang mungkin hidupnya lebih sulit dari aku, mereka juga kebantu,” ujarnya.
Dia pernah merasakan jadi fresh graduate yang nyaris tersesat. Makanya, dia yakin Magang Nasional ini lebih dari sekadar program. Ini adalah pembuka jalan.
“Tanpa program ini, mungkin aku enggak bakal ketemu lingkungan kerja yang baik kayak di Hasnur,” akunya.
Perjalanan dari Cibubur ke Senopati setiap hari memang jauh. Macet dan melelahkan. Tapi bagi Arul, itu semua adalah bukti nyata bahwa dia sedang melangkah maju. Menuju sesuatu yang lebih baik. Di sana, sambil bekerja, dia bisa terus belajar, menabung, dan menyiapkan masa depannya selangkah demi selangkah.
Artikel Terkait
Bencana Aceh dan Sumatera: 867 Tewas, Ratusan Ribu Warga Mengungsi
Banjir Sumatra: Saat Air Bah Menguji Iman dan Nurani Manusia
Wartawan Diusir dan Diancam Saat Selidiki Dugaan Keracunan Makanan di Ngawi
Banjir Aceh dan Menteri yang Menyebut Gelondongan Kayu Telanjang