Suara mesin ekskavator masih menggema di Jalan Pacuan Kuda, Bener Meriah, Rabu siang itu. Tujuannya sederhana: bikin parit darurat buat mempercepat aliran air di pinggir jalan. Tapi siapa sangka, niat baik itu malah berakhir bencana. Tanah di bawah permukaan jalan, yang selama ini terlihat kokoh, ternyata cuma tumpukan pasir. Gak kuat sama sekali.
Begitu air menggerus, struktur itu ambruk. Seketika. Aspal jalan yang tadinya utuh, amblas dan terputus total. Akses vital warga langsung lumpuh, terpenggal oleh lubang besar yang muncul tiba-tiba.
Warga yang menyaksikan sampai terbelalak. Mereka sama sekali gak nyangka kondisi tanah di bawah sana rapuh banget. "Ya ampun, kami kira tanahnya padat. Ternyata cuma pasir doang, jadi langsung jebol," ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.
Suasana lokasi pun berubah jadi riuh rendah. Rencana yang mestinya memecahkan masalah, justru bikin masalah baru yang lebih parah. Di sisi lain, kejadian ini bikin semua pihak harus berpikir ulang. Sebelum bertindak, cek kondisi lapangan secara mendetail itu wajib hukumnya. Jangan sampai niat memperbaiki malah jadi petaka.
Artikel Terkait
Mendagri Tito Desak Digitalisasi Bansos: Agar Tepat Sasaran, Tak Lagi Salah Alamat
Indonesia Galang Dukungan Global di WIPO untuk Reformasi Royalti Musik
Bencana atau Kesalahan? Saatnya Gugat Negara dan Korporasi Atas Banjir dan Longsor
KPRP Desak Kapolri Bebaskan Dua Aktivis Lingkungan yang Ditahan Polrestabes Semarang