Antrean kendaraan mengular panjang di sejumlah SPBU wilayah Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan. Situasi ini muncul sebagai efek domino dari banjir dan tanah longsor yang memutus distribusi BBM. Kelangkaan bahan bakar ini memaksa para relawan untuk mencari solusi ekstrem: mereka harus menyeberang hingga ke Bagan Batu, di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, demi mendapatkan solar dan bensin.
Sunyoto, seorang relawan dari Masjid Nurul Ashri Sleman yang sedang bertugas di Tapsel, mengonfirmasi kesulitan itu.
"Tapanuli Selatan dan Padang Sidempuan benar-benar sulit dapat BBM," ujarnya via telepon, Senin (1/12).
Perjalanan mereka tidak singkat. Butuh sekitar lima jam berkendara mobil, dan itu pun belum jaminan dapat. Seringkali, BBM akhirnya dibeli dari penjual eceran dengan harga yang tentu saja tidak murah.
"Kami nyari sampai ke Riau. Ini lagi di jalan balik ke Padangsidimpuan," tutur Sunyoto, menggambarkan usaha yang melelahkan itu.
Di tengah medan yang sulit, komunikasi menjadi nyawa bagi koordinasi bantuan. Mereka mengandalkan Starlink, bahkan saat wawancara ini berlangsung sekalipun. Namun, teknologi canggih itu pun tak luput dari kendala lapangan.
Artikel Terkait
Gugatan Dokumen Ijazah Gibran Mentok di Klaim Rahasia Negara
Di Balik Klaim Swasembada, Indonesia Masih Impor Ratusan Ribu Ton Beras
BNPB Sindir Kepala Daerah: Jangan Lagi Jadikan Hujan Ekstrem Kambing Hitam Bencana
Bencana di Sumatera: Status Internasional Ditetapkan, Desakan Bencana Nasional Menguat