Doa Semut dan Renungan tentang Kerusakan Alam: Ketika Makhluk Lain Mengadu pada Sang Pencipta

- Senin, 01 Desember 2025 | 07:50 WIB
Doa Semut dan Renungan tentang Kerusakan Alam: Ketika Makhluk Lain Mengadu pada Sang Pencipta

Alam sebenarnya terus "berbicara" pada kita. Lewat tanda-tanda, lewat keseimbangan yang terjaga, lewat hukum alam yang sudah ditetapkan Allah. Di sinilah Islam hadir dengan ajarannya yang lengkap. Mengingatkan bahwa semesta adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

Seperti dalam Surat Al-Isrā' ayat 44: "Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tak ada satu pun yang tidak bertasbih dengan memuji-Nya, hanya saja kalian tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."

Sebagai penutup, saya ingin mengutip pandangan Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal al-Qur'an. Dia menggambarkan dengan sangat indah tentang harmoni antara manusia dan alam.

وعشت – في ظلال القرآن – أحس التناسق الجميل بين حركة الإنسان كما يريدها اللّه ، وحركة هذا الكون الذي أبدعه اللّه . . ثم انظر . . فأرى التخبط الذي تعانيه البشرية في انحرافها عن السنن الكونية ، والتصادم بين التعاليم الفاسدة الشريرة التي تملى عليها وبين فطرتها التي فطرها اللّه عليها. اه

"Aku telah hidup di bawah naungan Al-Qur'an merasakan betapa serasi antara gerak manusia sesuai kehendak Allah dengan gerak alam semesta ciptaan-Nya. Tapi ketika aku melihat lebih jauh... betapa kacau balau keadaan umat manusia yang menyimpang dari sunatullah. Terjadi pertentangan antara ajaran-ajaran rusak yang dipaksakan pada mereka dengan fitrah asli yang telah Allah tanamkan."

Begitulah kira-kira. Wallāhu a'lam.

Zuhaili Zulfa, S.Pd., guru Pendidikan Agama Islam, lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, asli Pemalang, Jawa Tengah.


Halaman:

Komentar