AS Kerahkan Kapal Induk, Venezuela Siagakan 8 Juta Milisi

- Selasa, 25 November 2025 | 17:50 WIB
AS Kerahkan Kapal Induk, Venezuela Siagakan 8 Juta Milisi

Di tengah pernyataan terbuka Donald Trump yang menyiratkan kemungkinan dialog dengan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, ada langkah lain yang justru dilakukan Amerika Serikat secara diam-diam. Kelompok kapal induk AS telah bergerak memasuki perairan Laut Karibia, mengencangkan tekanan militer dan diplomatik terhadap negara Amerika Latin itu.

Tak lama sebelumnya, tepatnya pada 24 November, Departemen Luar Negeri AS secara resmi menetapkan apa yang mereka sebut "Grup Surga" Venezuela sebagai "Organisasi Asing Teroris." Langkah ini, bagi banyak pengamat, membuka pintu bagi kemungkinan aksi militer AS lebih lanjut.

Namun begitu, deskripsi AS tentang "Grup Surga" ini terbilang samar. Menurut klaim Washington, kelompok ini adalah jaringan kriminal yang dipimpin langsung oleh Maduro dan pejabat tinggi rezimnya. Senator AS Marco Rubio bahkan menuduh mereka berkolaborasi dengan grup kriminal lain seperti "Kereta Aragua" dan "Grup Sinaloa" untuk menciptakan kekacauan di Belahan Barat dan menyelundupkan narkoba. Yang jadi masalah, klaim-klaim ini nyaris tanpa bukti pendukung yang kuat. Tidak ada laporan PBB atau lembaga internasional kredibel yang mengakui keberadaan organisasi ini. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa "Grup Surga" mungkin hanyalah label politik buatan AS untuk membenarkan intervensinya di Venezuela.

Dampak dari penetapan status teroris ini bagi AS cukup signifikan. Pemerintah AS kini punya landasan hukum domestik untuk membekukan aset kelompok tersebut dan melarang warga negaranya memberikan bantuan apa pun. Lebih jauh, Trump sendiri secara gamblang menyatakan bahwa langkah ini secara teori membuka peluang bagi militer AS untuk "secara sah menyerang aset dan infrastruktur Maduro di dalam negeri."

Di sisi lain, pergerakan militer AS sudah mulai terlihat. Pada pertengahan November, Komando Selatan AS mengumumkan penempatan kelompok kapal induk "Ford" ke Laut Karibia. Kekuatan yang dikerahkan ini dinilai beberapa analis cukup besar untuk melancarkan invasi.

Efeknya langsung terasa. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan peringatan kepada maskapai-maskapai penerbangan mengenai "memburuknya situasi keamanan" di sekitar Venezuela. Mereka menyebut setiap pesawat sipil yang melintas di wilayah udara Venezuela bisa "menghadapi situasi berbahaya." Peringatan ini pun membuat sejumlah maskapai internasional memutuskan untuk menghentikan sementara penerbangannya yang melintasi wilayah tersebut.

Menghadapi semua tuduhan ini, respons Caracas tidak main-main.


Halaman:

Komentar