Mereka tak hanya mengandalkan laporan pengguna. Tim penyelidik khusus bekerja proaktif menyisir konten, didukung teknologi AI canggih yang meninjau semua gambar, teks, dan item avatar sebelum dipublikasikan. Tujuannya jelas: mencegah ikonografi ekstremis menyebar.
Namun begitu, mereka mengakui bahwa pekerjaan di bidang keselamatan ini tak pernah benar-benar selesai. Inovasi terus dilakukan.
"Baru pekan lalu kami mengumumkan pengenalan estimasi usia wajah sebagai persyaratan untuk mengakses fitur obrolan di Roblox," tambah juru bicara tersebut. Inisiatif ini adalah satu dari 145 langkah keselamatan yang diluncurkan tahun ini saja.
Yang tak kalah penting, kolaborasi dengan pemerintah Indonesia akan ditingkatkan. Mereka berkomitmen bekerja sama erat dengan pihak berwenang, termasuk dengan menyiapkan agen moderasi konten berbahasa Indonesia yang tersedia 24 jam.
Bahkan, rencananya pada Januari 2026, Roblox akan menerapkan IGRS (Indonesia Game Rating System). Sebuah langkah konkret untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi anak-anak Indonesia.
Jadi, meski ancamannya nyata, upaya pencegahan juga terus diperkuat. Semoga saja.
Artikel Terkait
Penggerebekan TNI di Kutai Barat Berujung Walk-out, Ada Apa?
Sultan B. Najamudin Desak Pembentukan Satgas Darurat untuk Atasi Maraknya Bullying
BKN Buka Puluhan Ribu Formasi Baru dan Ubah Aturan Karier ASN
Dua Tersangka Pemalakan Berhasil Diringkus, Dua Lainnya Masih Diburu Polisi