Deru kendaraan dan gedung-gedung tinggi mendominasi kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Tapi di sela-sela kepadatan itu, ada sebuah kehidupan yang sama sekali berbeda. Sebuah peternakan sapi, dengan sekitar 60 ekor sapi di dalamnya, bertahan dengan tenang. Ia seperti menolak untuk tergerus zaman.
Lahan hijau di Jakarta memang kian menyusut, digantikan oleh beton. Namun, Peternakan Sapi Dua Emap justru masih berdiri. Tempat ini telah menjadi saksi bisu perubahan wajah Ibu Kota selama puluhan tahun.
Tentu saja, bertahan di bidang peternakan di kawasan urban seperti ini bukan perkara mudah. Bahkan mencari rumput saja sulit, karena hampir semua tanah tertutup aspal dan bangunan. Lalu, apa rahasianya?
Jawabannya ternyata ada pada sebuah pabrik tahu yang berdiri di lahan yang sama. Ampas tahu, yang bagi kebanyakan orang adalah limbah, justru menjadi berkah di sini. Limbah itu tidak dibuang, melainkan diolah menjadi pakan ternak yang bergizi.
"Pabrik tahunya ini. Itu sama punya juragan juga. Jadi ampasnya enggak ke mana-mana buat makan sapi,"
Begitu penjelasan salah seorang pengurus peternakan itu suatu Minggu. Di lahan seluas kira-kira 200 meter persegi, sebanyak 60 ekor sapi sedang digemukkan. Targetnya jelas: agar siap dijual saat Hari Raya Idul Adha nanti. Pakan mereka adalah campuran rumput, ampas tahu, dan kulit kacang.
Artikel Terkait
Kisah Pilu Ibu Hamil di Papua: Ditolak Empat Rumah Sakit, Nyawa dan Janin Tak Tertolong
Bocah Pesanggrahan Ditemukan Meninggal, Satu Tersangka Diamankan
Ibu Hamil dan Bayinya Tewas Usai Ditolak Empat Rumah Sakit di Papua
MAF Buka Suara: Bohong Soal Mobil Barang Bukti Polri Demi Kabur dari Debt Collector