Hingga suatu hari, polisi datang ke Dusun Letih. Mereka memberi kabar pada ketua RT: Seni ditemukan. Ternyata, selama ini dia disekap dan tak digaji oleh majikannya di Malaysia.
Kini, Seni sudah bisa menelepon. Lewat ponsel, dia bicara dengan anaknya, Riki Alfian, yang dulu ditinggalkannya saat masih balita baru tiga setengah tahun.
Sekarang Riki sudah menikah dan punya anak. Untuk pertama kalinya, Seni melihat wajah cucunya lewat layar ponsel. Semua keluarga menangis haru. Tapi Seni justru terlihat tegar.
Dia malah menyuruh kakaknya untuk berhenti menangis. Mungkin, setelah 21 tahun, yang dia inginkan hanyalah kembali merajut harapan bukan air mata.
Artikel Terkait
Ibu Hamil dan Bayinya Tewas Usai Ditolak Empat Rumah Sakit di Papua
MAF Buka Suara: Bohong Soal Mobil Barang Bukti Polri Demi Kabur dari Debt Collector
Video Cabul Pelaku Ludahi Kitab Suci di Jatim Picu Badai Kecaman
Papan Digital di SMA Nusa Harapan Buka Ruang Kelas Tanpa Batas