Gelombang kemarahan kembali membanjiri media sosial. Pemicunya, sebuah video yang menunjukkan seorang wanita melakukan tindakan tak pantas terhadap Al-Qur'an disertai kata-kata hina. Hanya dalam beberapa jam, rekaman itu menyebar bak virus.
Reaksinya bisa ditebak: amarah publik langsung meledak. Tapi di balik kegaduhan itu, ada pola yang justru lebih mengkhawatirkan. Menurut sejumlah pengamat, konten semacam ini kerap jadi alat provokasi yang ampuh untuk memecah belah.
Dalam rekaman itu, terlihat seorang wanita—wajahnya jelas—memegang kitab suci dan melakukan tindakan merendahkan. Tapi siapa dia? Di mana lokasinya? Kapan kejadiannya? Semua pertanyaan itu masih menggantung tanpa jawaban. Justru ketidakjelasan inilah yang bikin curiga.
Bisa jadi ini rekaman lama yang sengaja dihidupkan kembali. Atau mungkin hasil edit yang dipotong sembarangan. Yang jelas, kata pakar keamanan siber, konten sensitif macam gini gampang banget dipakai pihak tertentu buat picu keributan.
"Isu agama selalu jadi pemicu tercepat untuk menggoyang stabilitas," ujar seorang analis media sosial.
Dia menambahkan, aktor di balik provokasi bisa datang dari mana saja—dalam negeri atau luar. Pola serupa sudah sering terlihat dalam kampanye disinformasi sebelumnya.
Artikel Terkait
Canda Ning Umi Laila ke Bocah Picu Badai Kritik di Medsos
Mulai 2026, Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Harus Berjenjang
Kompor Pulsa, Gagasan Revolusioner yang Hilang Ditelan Zaman
Pramono Anung Buka Pintu untuk Reuni 212 di Monas