Di sebuah ruang konferensi hotel di Jakarta Pusat, Menteri Komunikasi dan Digitalisasi Meutya Hafid membeberkan sebuah fakta yang cukup mengusik. Dunia digital, yang seharusnya menjadi lahan belajar dan bermain, ternyata menyimpan ancaman serius bagi anak-anak kita.
Angkanya datang dari UNICEF dan benar-benar bikin merinding. Ternyata, setengah dari anak Indonesia mengaku pernah melihat konten dewasa saat mereka berselancar di internet. Bayangkan! Meutya menyampaikan hal ini dalam acara Festival Hari Anak Sedunia, Kamis (20/11) lalu. "Anak-anak kita itu menurut UNICEF menggunakan internet 5,4 jam per hari," ujarnya. Lalu dia melanjutkan, "Kemudian 50 persen mengaku pernah terpapar konten dewasa." Cukup tinggi, bukan?
Namun begitu, masalahnya tidak berhenti di situ. Selain konten-konten yang tidak pantas, Meutya juga menyoroti masalah lain yang tak kalah mengkhawatirkan: perundungan digital. Pemerintah punya data sendiri soal ini. Ternyata, praktik bullying banyak sekali terjadi melalui aplikasi pesan instan. "Bullying kurang lebih 45 persen," jelas Meutya, "ini juga data yang kita pegang saat ini, yang dilakukan melalui aplikasi digital khususnya chatting."
Di sisi lain, Meutya justru berterima kasih kepada perwakilan anak-anak yang hadir dan berani menyampaikan isi hati mereka. Menurutnya, suara dari mereka inilah yang paling penting. Aspirasi, kegalauan, dan kegelisahan yang mereka rasakan langsung di dunia digital harus menjadi bahan pertimbangan utama. Hanya dengan begitu, kebijakan perlindungan yang disusun nantinya benar-benar tepat sasaran dan menyentuh akar persoalan.
"Karena itu terima kasih kepada tadi perwakilan anak-anak yang sudah menyuarakan suaranya, aspirasinya, juga kegalauan, kegelisahan hatinya yang terkait dengan ranah digital," tutup Meutya, mengakhiri paparannya. Sebuah pengakuan sekaligus pengingat bahwa di balik layar yang terang, ada banyak cerita yang perlu kita dengar.
Artikel Terkait
Politiser Golkar Ditetapkan sebagai Tersangka Usai Aniaya Pramugari di Pesawat
Demokrasi di Ujung Tanduk: Proyeksi Gerakan Sipil ASEAN dan Ujian Berat Indonesia
Lampung-Banten Resmi Ajukan Tuan Rumah PON 2032, Siapkan Dana Awal Rp1 Miliar
Program Makan Gratis Serap 300 Kilogram Kedelai per Dapur Setiap Hari