Proses Penangkapan Lukas Enembe: Tantangan dan Lika-Liku yang Dihadapi KPK
Penangkapan Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata penuh dengan rintangan. Penyidik harus melalui berbagai tantangan kompleks sebelum akhirnya berhasil membawa tersangka ke Jakarta untuk menjalani proses hukum.
Strategi Penjemputan dan Awal Mula Penangkapan
KPK membentuk tim khusus untuk menjemput Lukas Enembe setelah yang bersangkutan secara berulang tidak memenuhi panggilan pemeriksaan. Momentum penangkapan akhirnya terjadi di sebuah rumah makan di kawasan Kotaraja, Papua, pada 10 Januari 2023. Saat itu, informasi yang beredar menyebutkan bahwa Enembe berencana untuk terbang ke Tolikara, sehingga tim penyidik harus bergerak cepat.
Proses pendekatan dilakukan dengan cara yang sangat sopan. Salah seorang penyidik mendatangi Enembe yang sedang didampingi pengawal, lalu menyampaikan maksud untuk membawanya ke Markas Komando Brimob Papua untuk keperluan pemeriksaan. Dengan pendekatan ini, penangkapan dapat berlangsung tanpa insiden.
Kendala Logistik dan Perjalanan Berisiko
Setelah berhasil ditahan, tim penyidik langsung menghadapi kendala transportasi. Mereka hanya dapat memperoleh pesawat sewaan berukuran kecil, yang kapasitasnya terbatas. Akibatnya, hanya penyidik dengan berat badan di bawah 70 kilogram yang dapat ikut dalam penerbangan tersebut, sementara yang lain harus tinggal dengan risiko menghadapi massa pendukung Enembe.
Artikel Terkait
Jurnalis Al Jazeera Tertembak Pasukan Israel Saat Liput Aksi Protes di Tepi Barat
KAI Hadirkan Travelling by Train, Ubah Perjalanan ke Bandung Jadi Pengalaman Budaya
Rekonstruksi Pembunuhan Prada Nail Ricuh, Ibu Korban Mengamuk Protes Kejanggalan
Dua Pemancing Terseret Ombak di Pantai Keueus, Satu Ditemukan Meninggal, Satu Masih Dicari