Redenominasi Rupiah: Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Investor Asing

- Minggu, 16 November 2025 | 16:06 WIB
Redenominasi Rupiah: Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Investor Asing

Redenominasi Rupiah: Strategi Membangun Kepercayaan Investor atau Sekadar Simbol?

Kebijakan ekonomi seringkali berfungsi sebagai permainan kepercayaan antara pemerintah, pasar, dan komunitas global. Menurut pandangan ekonom ternama, kredibilitas suatu kebijakan kerap lebih penting daripada substansi kebijakan itu sendiri. Pasar global tidak hanya merespons data ekonomi, tetapi juga tingkat kepercayaan terhadap stabilitas dan reputasi suatu negara.

Konsep Exit, Voice, dan Loyalty dalam Kepercayaan Investor

Dalam analisis pasar keuangan global, kepercayaan investor terbentuk melalui tiga elemen fundamental: exit, voice, dan loyalty. Negara berkembang sering memanfaatkan kebijakan moneter seperti redenominasi sebagai sinyal kemampuan menjaga stabilitas ekonomi dan keterbukaan terhadap dunia internasional.

Redenominasi Rupiah dalam Perspektif Ekonomi Politik

Wacana redenominasi rupiah kembali mengemuka di Indonesia dengan tujuan menata ulang sistem moneter untuk efisiensi dan mencerminkan stabilitas ekonomi yang lebih sehat. Namun, pertanyaan mendasar muncul: seberapa efektif redenominasi dalam meningkatkan kepercayaan investor asing?

Dalam kerangka Ekonomi Politik Internasional, redenominasi bukan sekadar kebijakan keuangan domestik. Langkah ini merupakan strategi negara untuk memproyeksikan stabilitas, kredibilitas, dan keberlanjutan ekonomi di panggung global. Teori liberal institutionalisme menegaskan bahwa stabilitas moneter yang terjaga dapat memperkuat posisi negara dalam jaringan ekonomi internasional.

Perspektif Realisme: Simbol vs Substansi

Berbeda dengan pendekatan liberal, perspektif realisme memandang redenominasi sebagai simbol tanpa makna jika tidak didukung kekuatan ekonomi riil. Investor asing tidak akan menilai negara berdasarkan nominal mata uang, melainkan dari kekuatan institusional, transparansi kebijakan, dan konsistensi makroekonomi.


Halaman:

Komentar