Kecenderungan standar ganda IOC juga terlihat dalam penanganan konflik internasional. Pada invasi Rusia ke Ukraina, IOC langsung mengambil tindakan tegas hanya dalam empat hari. Tindakan termasuk mengutuk pelanggaran Gencatan Senjata Olimpiade dan memutuskan pemboikotan terhadap Rusia dan Belarus.
Namun terhadap Israel yang melakukan kampanye militer di Gaza selama Olimpiade Paris, IOC tidak memberikan sanksi apapun. Padahal PBB telah mengumpulkan bukti bahwa serangan Israel melanggar hukum kemanusiaan internasional dan bertentangan dengan etos perdamaian Olimpiade.
Alasan IOC Tidak Menjatuhkan Sanksi ke Israel
Mantan Wakil Direktur IOC Pere MirĂ³ memberikan penjelasan mengenai perbedaan perlakuan ini. Menurutnya, kasus Rusia dan Israel tidak dapat dibandingkan karena Rusia mencaplok wilayah Ukraina, sementara Israel tidak mengklaim Palestina sebagai miliknya.
Penjelasan ini dianggap mengabaikan fakta bahwa Israel menduduki sebagian besar Jalur Gaza dan terus melegalkan pemukiman ilegal di tanah Palestina. Selain itu, lebih dari 800 atlet Palestina telah tewas dalam serangan Israel, dengan 90 persen infrastruktur olahraga di Gaza hancur.
Dampak Konflik terhadap Olahraga Palestina
Serangan Israel telah menghancurkan olahraga Palestina secara sistematis. Data Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) menunjukkan 288 fasilitas olahraga hancur di Gaza dan Tepi Barat, termasuk markas PFA yang terkena serangan udara. Dari jumlah korban atlet, hampir setengahnya adalah anak-anak.
Meski demikian, IOC tetap tidak mengambil tindakan terhadap Israel, memperkuat tuduhan penerapan standar ganda dalam kebijakan olahraga internasional.
Artikel Terkait
Iran Sindir AS: Drone Shahed-136 Kami Ditiru, Bukti Teknologi Kami Diakui
Mantan Bos Olahraga China Divonis Mati, Rp556 Miliar Suap Menggantung Nyawanya
Krisis Jiwa di Barak: 85.000 Prajurit Israel Bergulat dengan Trauma Perang Gaza
Jet Tempur Thailand Hujani Perbatasan, Warga Kamboja Berhamburan