"Seorang mantan jenderal dari keluarga berkuasa, ia telah lama memiliki citra orang kuat, seperti Mussolini," tulis The Economist.
Dijelaskan dalam artikel media asing tersebut, Prabowo dulunya adalah seorang perwira yang kemudian menjadi komandan Kopassus.
Kemudian media asing tersebut mengaitkannya dengan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Timor Timur seperti yang dijelaskan oleh Pat Walsh dari Inside Indonesia, sebuah publikasi online Australia.
"Negara bekas jajahan Portugis ini, yang diinvasi oleh Indonesia pada tahun 1975, mengupayakan dan meraih kemerdekaan sebagai Timor-Leste pada tahun 2002," tulis media asing The Economist dalam artikelnya.
Baca Juga: Mengulik Kisah Pengemis Viral A Kasian A, Ternyata Segini Pendapatannya
Media asing mengatakan bahwa angkatan bersenjata Indonesia yang terutama Kopassus ditemukan bertanggungjawab melakukan pelanggaran HAM.
"Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi menemukan bahwa angkatan bersenjata Indonesia, dan khususnya Kopassus, bertanggung jawab melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama pendudukan," tutur media asing.
Pasukan Kopassus yang masih dibawah komando Prabowo saat itu diduga melakukan pembantaian.
"Pasukan di bawah komando Prabowo melakukan pembantaian. Prabowo juga bertanggung jawab untuk melatih proxy lokal yang kejam dan melakukan banyak pekerjaan kotor tentara. Mantan jenderal itu membantah melakukan kesalahan," ujar media asing tersebut.
Baca Juga: Buntut Cuti 3 Hari untuk Kampanye Pilpres, Gibran Bakal Dilaporkan ke Bawaslu
Itulah laporan dari media asing The Economist yang membahas masa lalu capres Prabowo Subianto jelang pilpres 2024.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: strategi.id
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!