Terlebih, tiga dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang merupakan bagian dari NATO memiliki hak veto yang kerap membuat usulan sebanyak mungkin anggota PBB lainnya menjadi sia-sia.
Akan tetapi sejauh ini, ancaman penggunaan nuklir oleh Rusia berulang kali hanya dianggap sebatas pepesan kosong.
Salah satu contohnya ketika Presiden Vladmir Putin mengumumkannya dalam periode pertama invasi negaranya ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Ancaman tersebut dilontarkan ketika NATO hendak mencoba mengintervensi keputusan Rusia.
Baru-baru ini pula, Sputnik News mengabarkan bahwa kekuatan nuklir strategis yang dikembangkan sejauh ini semata-mata hanya bertujuan untuk menyelamatkan posisi Rusia di peta dunia.
Putin dalam pidatonya di hadapan Dewan Kementerian Pertahanan Rusia melihat ini sebagai langkah antisipasi ancaman militer dari lawan geopolitiknya yang semakin meningkat dan variatif.
"Mengingat perubahan sifat ancaman militer dan munculnya risiko militer dan politik baru, peran triad nuklir, yang menjamin keseimbangan kekuasaan, keseimbangan kekuatan strategis di dunia, telah meningkat secara signifikan," kata Putin dikutip dari laman National Interest pada Selasa, 16 Januari 2024.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!