Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Kontroversi, Pelanggaran HAM, dan Warisan Kelam Orde Baru

- Rabu, 12 November 2025 | 13:25 WIB
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Kontroversi, Pelanggaran HAM, dan Warisan Kelam Orde Baru

Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Sebuah Tinjauan Kritis

Pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto terus memicu perdebatan mendalam di kalangan masyarakat. Banyak yang memandang keputusan ini sebagai upaya memutihkan sejarah kelam rezim Orde Baru yang penuh dengan praktik represif dan pelanggaran HAM.

Dua Wajah Kepemimpinan Soeharto

Di satu sisi, Soeharto dikenal sebagai "Bapak Pembangunan" yang membawa stabilitas ekonomi. Namun di balik narasi pembangunan tersebut, tersimpan catatan kelam kekerasan yang dimulai sejak awal kekuasaannya. Peristiwa 1965-1966 menjadi babak awal yang menewaskan ratusan ribu orang yang dituduh terlibat dengan Partai Komunis Indonesia.

Represi terhadap Kebebasan Berpendapat

Selama 32 tahun berkuasa, rezim Orde Baru menerapkan sistem kontrol ketat terhadap kebebasan berpendapat. Peristiwa Malari 1974 menjadi contoh nyata bagaimana negara menindak keras kritik dari mahasiswa dan masyarakat. Pada 1978, pembekuan organisasi mahasiswa dan pendudukan kampus oleh militer semakin memperkuat karakter represif rezim ini.

Penindasan terhadap Kelompok Keagamaan

Rezim Soeharto juga melakukan represi sistematis terhadap kelompok-kelompok keagamaan. Penerapan asas tunggal Pancasila menjadi alat untuk menekan politik Islam. Tragedi Tanjung Priok 1984 mencatat bagaimana ratusan jemaah tewas akibat tindakan aparat keamanan. Banyak aktivis Islam yang ditangkap dengan tuduhan terlibat Komando Jihad tanpa proses hukum yang jelas.


Halaman:

Komentar