Rismon Sianipar: Metode Penelitian Ijazah Jokowi Sangat Dangkal, Bareskrim Tak Layak Dapat Kepercayaan Publik!

- Jumat, 23 Mei 2025 | 00:30 WIB
Rismon Sianipar: Metode Penelitian Ijazah Jokowi Sangat Dangkal, Bareskrim Tak Layak Dapat Kepercayaan Publik!




MURIANETWORK.COM - Pakar digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar mengkritik keras pendekatan penyelidikan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri dalam kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.


Ia menilai metode yang dipakai Bareskrim sangat dangkal dan tidak memenuhi standar ilmiah dalam menguji keaslian dokumen.


“Pendekatan mereka hanya membandingkan dokumen dengan referensi yang belum tentu sahih. Referensinya sendiri tidak diuji. Ini cacat secara historis,” ujar Rismon dalam podcast bersama mantan Ketua KPK Abraham Samad, Kamis  22 Mei 2025.


Rismon menegaskan, apa yang dilakukan Bareskrim hanyalah uji identik, bukan uji otentik, dan keduanya sangat berbeda. 


Ia mengingatkan bahwa pembuktian otentisitas dokumen seharusnya menggunakan metode ilmiah, bukan sekadar pencocokan visual.


“Uji identik itu tidak otomatis menyatakan dokumen otentik. Untuk itu perlu teknik seperti carbon dating untuk usia kertas dan ink dating analysis untuk usia tinta,” jelasnya.


Menurut Rismon, tanpa uji otentikasi yang sahih, hasil penyelidikan Bareskrim layak diragukan.


Bahkan, ia menyebut Laboratorium Forensik Bareskrim tidak pantas mendapatkan kepercayaan publik.


“Dengan hasil seperti ini, laboratorium forensik tidak layak dipercaya. Public trust itu harus dibangun lewat metode yang benar,” tegasnya.


Rismon juga menyoroti keterangan sepihak dari pihak percetakan yang menyebut lembar pengesahan skripsi Jokowi dicetak dengan handpress.


Klaim ini menurutnya tidak bisa dijadikan dasar tanpa proses rekonstruksi ilmiah.


“Itu cuma kesaksian. Harusnya dibuktikan dengan rekonstruksi. Lembar pengesahan itu sangat rapi, titik-titik cetakannya rapat. Itu bukan produk handpress,” ujarnya lagi.


Saat ditanya soal dugaan adanya jejaring kekuasaan yang memungkinkan ijazah Jokowi lolos dari pengujian serius, Rismon tidak menutup kemungkinan itu. 


“Jelas dong,” katanya, merujuk pada kemungkinan adanya kongkalikong.


Roy Suryo Ragukan Pernyataan Bareskrim Soal Keaslian Ijazah Jokowi Tanpa Perlihatkan Bukti Fisik


Pakar telematika Roy Suryo menyuarakan keraguannya terhadap pernyataan resmi Bareskrim Polri yang menyatakan bahwa ijazah Presiden Joko Widodo adalah otentik.


Ia merasa proses tersebut tidak transparan dan mengabaikan permintaan publik untuk melihat bukti konkret.


Roy mengungkap bahwa ia sebenarnya sudah menduga sejak awal bahwa hasil investigasi Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri hanya akan menyebut ijazah itu identik dengan yang asli, tanpa mengungkap dokumen fisik ke hadapan masyarakat.


"Ini semua sudah saya perkirakan sejak lama. Saya berkali-kali sampaikan di media bahwa ujungnya hanya akan menyebut 'asli' atau 'identik', tanpa menunjukkan dokumennya secara langsung," ujar Roy saat dikutip dari kanal resmi iNews, Kamis 22 Mei 2025.


Ia mempertanyakan keputusan Polri yang hanya merilis kesimpulan akhir, tanpa membuka akses kepada bukti-bukti yang mendasari klaim keaslian tersebut.


Bagi Roy, hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan publik.


"Jadi saya tanya, barangnya mana? Kita hanya diberi pernyataan tanpa ditunjukkan ijazahnya. Ini bukan soal percaya atau tidak percaya, tapi soal transparansi," lanjutnya.


Roy juga menyesalkan sikap aparat yang menurutnya seolah mengharuskan masyarakat menerima hasil tersebut tanpa proses pembuktian yang terbuka.


"Seolah kita diminta percaya saja, tanpa melihat bukti. Padahal masyarakat sekarang butuh pembuktian, bukan sekadar klaim sepihak," ucapnya.


Ia menekankan bahwa hasil pemeriksaan Puslabfor tidak bisa dijadikan kesimpulan akhir dalam polemik keaslian ijazah Presiden.


Jika perkara ini berlanjut ke jalur hukum, pengadilan memiliki wewenang untuk menguji lebih dalam dengan menghadirkan berbagai ahli dan bukti lainnya.


"Kalau pun nanti ini dibawa ke pengadilan, hasil Puslabfor itu hanya satu dari sekian banyak bahan. Masih akan ada keterangan dari ahli, pembuktian dokumen, dan lainnya," kata Roy.


Meskipun laporan terhadap keaslian ijazah Jokowi dikabarkan telah dihentikan, Roy menegaskan bahwa timnya masih mempertimbangkan langkah hukum lanjutan jika ditemukan kejanggalan lainnya.


"Hasil ini bukan final. Yang menentukan adalah proses di pengadilan nantinya, bukan hanya keterangan sepihak dari kepolisian," ujarnya.


Roy bahkan menyebut dirinya tidak terkejut ketika mendengar hasil investigasi yang diumumkan Bareskrim. 


Ia menilai narasi yang dibangun sudah sesuai dengan prediksi yang ia sampaikan jauh hari sebelumnya.


"Sudah saya bilang sejak awal, nanti juga hanya akan keluar kata 'identik', tapi tidak ada penjelasan soal dokumen fisik, tidak ada penjabaran tinta atau kertas yang digunakan. Semua tertutup," kata Roy.


Ia menyoroti minimnya semangat keterbukaan dalam proses ini. 


Menurutnya, sebagai bangsa yang menjunjung nilai akademis dan keilmuan, keaslian sebuah dokumen tak cukup dibuktikan lewat klaim verbal semata.


"Kita ini hidup di lingkungan ilmiah, bukan berdasarkan kepercayaan buta. Kalau memang asli, mana fisiknya? Ayo tunjukkan," tegas Roy.


Sumber: Sawitku

Komentar