Banjir Sumatra yang Terlupakan dan Aksi Nyata Gus Miftah
Ribuan warga di Aceh dan Padang masih berjuang di pengungsian. Mereka butuh bantuan darurat. Namun, di luar sana, perhatian publik seolah teralihkan. Gus Miftah mengaku miris melihatnya. Bencana banjir besar di sejumlah wilayah Sumatra itu, menurutnya, kurang mendapat sorotan.
Ia merasa sedih. Isu kemanusiaan yang mendesak ini justru tenggelam oleh perbincangan lain yang lebih viral. Meski tak menyebut secara spesifik, Gus Miftah menilai kepekaan sosial terhadap korban bencana harusnya jadi prioritas. Baginya, aksi warga yang mendatangi mini market dan kantor Bulog adalah bentuk keputusasaan. Itu terjadi karena mereka belum mendapat solusi nyata.
Ujarnya saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin lalu.
Dorongan itulah yang akhirnya mendorongnya bertindak. Ia memutuskan menyalurkan bantuan. Dana sebesar satu miliar rupiah digelontorkan dari kocek pribadinya, bukan dari donasi publik. Fokusnya satu: membantu warga yang terdampak.
Bantuan itu dibagi dua. Masing-masing Rp 500 juta untuk Aceh dan Padang. Nantinya, uang itu akan dibelanjakan jadi sembako langsung di lokasi. Dari laporan relawan, kebutuhan paling mendesak adalah beras, mie instan, dan bahan pokok lain.
Artikel Terkait
Putri Kim Jong Un Tumbuh Pesat, Sorotan Publik Beralih ke Kehidupan Istimewa Keluarga Pemimpin
Fahmi Bo Ungkap Perubahan Hidup Pasca Rujuk dengan Nita
Suara Ledakan Mencekam di Mall Solo, Seorang Wanita Tewas Jatuh dari Lantai Empat
Ammar Zoni Tak Diizinkan Hadir Fisik di Sidang, Ditjenpas Sebut Status High Risk