Filosofi Sithihinggil Keraton Solo: Perjalanan Spiritual & Prosesi Penobatan Raja

- Sabtu, 15 November 2025 | 05:45 WIB
Filosofi Sithihinggil Keraton Solo: Perjalanan Spiritual & Prosesi Penobatan Raja

Makna Filosofis Bangunan Sithihinggil Keraton Solo dan Prosesi Penobatan Raja

Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta menyimpan makna filosofis mendalam tentang perjalanan hidup manusia. Setiap struktur bangunan di keraton ini dirancang sebagai perlambang tahapan kehidupan, mulai dari kelahiran hingga kembali ke sang pencipta.

Perjalanan Simbolis dari Utara ke Selatan

Perjalanan filosofis dimulai dari Alun-Alun Utara yang melambangkan gerbang awal kehidupan. Area ini dilengkapi berbagai bangunan yang merepresentasikan permulaan hidup. Selanjutnya terdapat Sasana Sumewa yang saat ini dikenal sebagai Pagelaran.

Beranjak ke selatan, terdapat Sithihinggil - area yang sengaja dibangun lebih tinggi dari sekitarnya. Tempat ini menjadi simbol proses manusia dalam mencapai tingkatan hidup tertinggi, dimana seseorang diharapkan telah mencapai kematangan spiritual dan kedekatan dengan Tuhan.

Makna Spiritual dalam Setiap Pelataran

Memasuki kawasan inti keraton melalui tembok Baluwarti, pengunjung akan melewati Kori Brojonolo atau Kori Gapit yang mengandung makna "senjata batin". Di area Kamandungan, terdapat deretan cermin besar yang disebut kaca Mulat Slira, mengingatkan manusia untuk melakukan refleksi diri.


Halaman:

Komentar