Kisah Haru Ayah Tunggal: Perjuangan Dadang Rawat Anak Slow Learner Hingga Berprestasi

- Rabu, 12 November 2025 | 09:18 WIB
Kisah Haru Ayah Tunggal: Perjuangan Dadang Rawat Anak Slow Learner Hingga Berprestasi

Ketekunan dan kesabaran Dadang bersama mendiang istrinya akhirnya membuahkan hasil. Saat menginjak usia 7 tahun, Rizky mulai mampu mengucapkan berbagai kosa kata.

"Ketika Rizky berusia 7 tahun dan mulai bisa berbicara, itu menjadi motivasi besar bagi saya dan mendiang istri untuk semakin semangat merawatnya," tutur Dadang.

Namun, di saat perkembangan Rizky semakin menggembirakan, musibah datang. Ibunda Rizky meninggal dunia karena sakit, tepat saat Rizky menyelesaikan pendidikan SD di SLB.

Dukungan Tanpa Henti dari Seorang Ayah

Dadang tak ingin Rizky terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Ia selalu hadir di samping putranya, bahkan mengajak Rizky ikut berjualan mi ayam agar tidak merasa kesepian.

"Saat libur sekolah, dia ikut saya berjualan sejak pagi. Kalau ada sekolah, dia bergabung setelah pulang belajar," jelas Dadang.

Prestasi Membanggakan di Bidang Seni

Kesabaran dan keuletan Dadang sebagai orang tua tunggal mulai menuai hasil yang membanggakan. Rizky berhasil meraih berbagai penghargaan melalui kompetisi melukis.

"Bakat Rizky memang di bidang seni. Dia pernah meraih juara 3 lomba melukis se-Kota Surabaya. Sekarang Rizky sedang mendalami seni karawitan di sekolah," papar Dadang dengan bangga.

Meski kemampuan komunikasi Rizky masih perlu dikembangkan, bakat seni yang dimilikinya menjadi kebanggaan tersendiri bagi sang ayah.

Pesan Haru untuk Orang Tua dengan Anak Spesial

Dadang berpesan kepada para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus untuk tetap bersabar dan telaten dalam merawat buah hatinya. Menurutnya, setiap usaha yang dilakukan dengan ketulusan hati pasti akan membuahkan hasil yang indah.

"Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Terus berusaha dan berdoa, maka Tuhan akan menunjukkan kuasa-Nya," tutup Dadang dengan penuh keyakinan.


Halaman:

Komentar