Sebagai perbandingan, pada bulan September 2025, IPR tercatat tumbuh 3,7 persen secara tahunan, lebih tinggi dari bulan Agustus yang sebesar 3,5 persen. Pertumbuhan pada September lalu didukung kuat oleh peningkatan penjualan suku cadang kendaraan dan aksesorinya, makanan, minuman, tembakau, serta barang budaya dan rekreasi.
Namun, secara bulanan, penjualan eceran September 2025 justru mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh performa yang melemah pada sub-kelompok sandang atau pakaian.
Proyeksi Tekanan Inflasi ke Depan
Dari perspektif harga, Bank Indonesia juga memprediksi adanya peningkatan tekanan inflasi pada Desember 2025 dan Maret 2026. Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk kedua periode tersebut.
Peningkatan ekspektasi harga ini sejalan dengan proyeksi kenaikan permintaan masyarakat selama momen Hari Besar Keagamaan Nasional, yaitu Natal 2025 dan Idul Fitri 2026.
Artikel Terkait
Profil & Kepemilikan Saham IMPC: Perusahaan Bahan Bangunan dengan Pendapatan Rp3 Triliun
Analisis Kinerja Metland (MTLA) Kuartal III 2025: Pendapatan Rp1,13 T & Strategi Ke Depan
Tarif Baru Pajak Bahan Bakar Hijau (SAF) Singapura: Berapa Biaya yang Harus Dibayar Penumpang?
Banjir Impor Ancam 6 Sektor Industri: Kemenperin Soroti Textil, Alas Kaki, dan Baja