Strategi pemberdayaan ini dibangun melalui penguatan empat pilar utama, yaitu penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), digitalisasi, keberlanjutan (sustainability), dan inovasi. Inisiatif ini selaras dengan upaya mewujudkan Asta Cita Presiden, khususnya poin keenam tentang membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan.
Selain Desa BRILiaN, BRI juga menghadirkan berbagai inisiatif pemberdayaan lainnya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Keberadaan AgenBRILink berperan penting dalam memperluas akses layanan keuangan hingga ke daerah terpencil. Sementara itu, platform digital LinkUMKM hadir untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan pasar, mitra bisnis, dan akses pembiayaan. Program Klasterku Hidupku fokus pada pengembangan klaster usaha sebagai strategi penguatan sektor produktif berbasis komunitas. Adapun Rumah BUMN berfungsi sebagai wadah pembinaan UMKM untuk membentuk ekosistem ekonomi digital yang kokoh.
“Penguatan desa adalah elemen kunci yang tidak terpisahkan dari strategi pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. BRI berkomitmen untuk terus menjadi penghubung yang efektif antara desa dan ekonomi modern, memastikan bahwa masyarakat desa dapat berpartisipasi aktif sebagai pelaku ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutup Hery.
Artikel Terkait
Banjir Impor Ancam 6 Sektor Industri: Kemenperin Soroti Textil, Alas Kaki, dan Baja
Redenominasi Rupiah 2025-2029: Jadwal, Contoh, dan Dampaknya
Redenominasi Rupiah 2025-2029: Dampak ke Investasi Menurut COO BPI
Proyeksi Kinerja Ritel Indonesia Menguat 4,3% di Oktober 2025, Ini Pemicunya