Operasi modifikasi cuaca masih terus digelar di wilayah Aceh dan Sumatera. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, memastikan hal itu sebagai upaya mengantisipasi cuaca ekstrem pascabencana. Fokusnya ada di tiga provinsi: Aceh dengan empat pesawat, Sumatera Utara dua, dan Sumatera Barat tiga pesawat.
Namun begitu, perhatian utama saat ini ternyata tak cuma pada hujan ekstrem. Menurut Muhari, hujan dengan intensitas sedang pun bisa memicu banjir. Penyebabnya sederhana: daya tampung drainase primer yang kini sangat terbatas.
"OMC masih terus kita lakukan," katanya kepada wartawan, Selasa (30/12/2025).
"Sekali lagi, atensi kita sebenarnya saat ini tidak hanya hujan ekstrem, karena hujan intensitas sedang pun itu bisa membuat banjir karena daya tampung dari drainase primer, saat ini saluran-saluran air itu sangat terbatas."
Di sisi lain, pemulihan akses jalan pascabencana menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Lintas Timur dan Barat, misalnya, sudah bisa dilalui kendaraan. Rute dari Banda Aceh menuju Medan, atau ke arah Nagan Raya dan seterusnya, kini sudah terbuka.
Tapi kondisi di lintas tengah agak berbeda. Di sana, masih ada sejumlah titik yang memerlukan perbaikan serius. Longsoran yang cukup dalam membuat proses pemulihan memakan waktu lebih lama.
Meski begitu, secara keseluruhan, progress-nya terlihat. Penanganan recovery di titik banjir sendiri sudah mencapai seratus persen. Untuk badan jalan yang putus, angkanya sekitar 85 persen tertangani.
Artikel Terkait
Derap Pameran Otomotif 2025: Gaikindo Siap Gelar Enam Ajang Internasional
33 Titik di Jakarta Ditutup Sementara untuk Antisipasi Kerumunan Malam Tahun Baru
Prabowo Pacu Renovasi 2 Juta Rumah, Lembaga Khusus Dikebut
Kapolri Minta Maaf dan Minta Masyarakat Tak Berhenti Mengkritik Polri