Hari terakhir perdagangan di tahun 2025, Selasa (30/12), kembali mencatat kenaikan untuk imbal hasil Obligasi Pemerintah Jepang. Tren naik ini seolah jadi penutup yang pas untuk sebuah tahun yang benar-benar bergejolak di pasar obligasi Negeri Sakura.
Mengutip Reuters, imbal hasil JGB dengan tenor 10 tahun bertambah dua basis poin, mencapai 2,075 persen. Angka itu mendekati level puncak 2,1 persen yang sempat disentuh pekan lalu, dan yang terpenting, ini adalah level tertinggi sejak Februari 1999. Bayangkan saja, sepanjang tahun ini saja, imbal hasil obligasi patokan itu telah melonjak hampir satu poin persentase penuh. Itu kenaikan tahunan terbesar yang pernah terjadi dalam tiga dekade, tepatnya sejak 1994.
Lonjakan tajam ini tak datang tiba-tiba. Pasar digerogoti kekhawatiran mendalam soal kondisi keuangan Jepang. Di satu sisi, Bank Sentral Jepang (BOJ) perlahan mengurangi pembelian obligasinya. Di sisi lain, inflasi ternyata makin sulit dikendalikan. Belum lagi strategi pemerintah yang masih bertumpu pada stimulus fiskal berskala besar. Kombinasi semua faktor itu menciptakan badai yang sempurna.
Isu kenaikan suku bunga pun kian menghangat. Ringkasan pandangan dari pertemuan terakhir BOJ yang dirilis Senin kemarin mengungkap sesuatu: sejumlah anggota dewan gubernur merasa kenaikan suku bunga lanjutan mutlak diperlukan untuk meredam tekanan inflasi yang membandel.
Lalu, kapan kenaikan berikutnya akan terjadi?
Artikel Terkait
Listrik Aceh Mulai Pulih, Tapi Ribuan Rumah Masih Tertimbun Lumpur
IKI Desember Melambat, Tapi Optimisme Pelaku Industri Masih Terjaga
Standar Baru Garam Rakyat Dikebut, Targetnya Bisa Masuk Pasar Industri
Bea Cukai Pecat 33 Pegawai, Target APBN Rp 301 Triliun Jadi Tantangan Berat