OPEC Plus Kendalikan Produksi: Dampak Stabilitas Harga Minyak bagi Indonesia

- Rabu, 05 November 2025 | 17:40 WIB
OPEC Plus Kendalikan Produksi: Dampak Stabilitas Harga Minyak bagi Indonesia

Menurutnya, narasi tentang "puncak permintaan minyak" (peak oil demand) yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir adalah keliru. "Permintaan minyak dunia belum akan mencapai puncaknya. Dalam dekade-dekade ke depan, kita tetap membutuhkan lebih banyak minyak, terutama untuk sektor transportasi," tutur McNally.

Peluang Ekspor Minyak bagi Negara Asia Tenggara

McNally menilai kawasan Asia Tenggara memiliki peluang besar di tengah dinamika pasar minyak global. "Negara-negara yang bisa mengekspor minyak mentah atau produk olahan akan melihat lebih banyak peluang. Permintaan untuk solar dan bensin masih tinggi, populasi dan pendapatan terus meningkat," ujarnya.

Selain itu, sanksi terhadap Rusia dan Iran membuka celah baru di pasar internasional. "Sanksi mengubah pola perdagangan dan meningkatkan biaya bagi beberapa pesaing. Ini bisa menjadi kesempatan bagi eksportir Asia Tenggara untuk mengisi kekosongan di pasar," tambahnya.

Saran Strategi Energi untuk Indonesia

McNally menyampaikan pandangannya mengenai strategi energi bagi Indonesia. "Kunci keamanan energi adalah diversifikasi sumber impor dan menjaga cadangan yang memadai — baik komersial maupun strategis," ujarnya.

Meski mendukung transisi energi bersih, McNally menilai kendaraan listrik dan biofuel belum akan menggantikan minyak dalam waktu dekat. "Untuk saat ini, sektor transportasi masih akan menjadi cerita tentang minyak — solar dan bensin. Jadi langkah realistis bagi Indonesia adalah memperbanyak sumber pasokan dan memperkuat stok energi," tegasnya.

Dengan memahami dinamika pasar minyak global dan kebijakan OPEC Plus, Indonesia dapat menyusun strategi energi yang lebih matang dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.


Halaman:

Komentar