Investasi Listrik Indonesia Rp 600 Triliun: Tertinggal Jauh dari Target Iklim 2030

- Senin, 03 November 2025 | 17:00 WIB
Investasi Listrik Indonesia Rp 600 Triliun: Tertinggal Jauh dari Target Iklim 2030

Kondisi ini menyoroti peluang besar untuk mengalihkan pembiayaan secara lebih masif dan strategis ke sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) dan infrastruktur pendukungnya. Fokus investasi yang tepat sasaran inilah yang akan menjadi kunci percepatan transisi energi rendah karbon di Indonesia.

Dasbor Pembiayaan: Alat Penting untuk Investor dan Pemerintah

Dasbor Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan Indonesia hadir sebagai alat analisis yang komprehensif. Dibuat melalui proses triangulasi data yang ketat, dasbor ini memberikan gambaran jelas tentang lanskap investasi, termasuk sumber dana, alokasi, serta perbandingan antara aliran modal ke EBT dan energi fosil.

Tiza Mafira, Director of CPI Indonesia, menegaskan bahwa kehadiran dasbor ini bertujuan mendukung pemerintah, industri, dan sektor keuangan dalam mengambil keputusan investasi dan kebijakan yang lebih tepat.

"Dengan data yang transparan dan terperinci seperti yang tersedia di dasbor kami, para pembuat kebijakan dan investor dapat menargetkan investasi dengan lebih tepat untuk mempercepat transisi energi Indonesia menuju masa depan rendah karbon," pungkas Tiza.

Kesimpulannya, meski arus investasi listrik Indonesia cukup signifikan, upaya ekstra dan strategi pendanaan yang lebih terarah mutlak diperlukan untuk menutup kesenjangan dan mencapai target EBT serta iklim nasional.


Halaman:

Komentar