Meski mendukung program pemerintah dalam penerapan BBM campuran etanol 10 persen untuk menuju energi bersih, Fahmy menyarankan agar pemerintah tetap menyediakan BBM tanpa campuran etanol. Hal ini penting mengingat masih banyak kendaraan lama yang belum kompatibel dengan BBM beretanol.
"Saya mendukung E10, tetapi jangan diwajibkan semua BBM dicampur etanol. Jangan sampai konsumen tidak punya pilihan," ujarnya.
Guru Besar UGM Sebut Ada Unsur Mafia Migas di Balik Isu Viral
Guru Besar Kebijakan Publik UGM, Prof. Wahyudi Kumorotomo, menyatakan bahwa isu Pertalite dicampur etanol hingga merusak kendaraan merupakan informasi menyesatkan. Menurutnya, isu ini berpotensi dimainkan oleh pihak-pihak tertentu yang merasa kepentingannya terganggu, terutama dalam rantai impor migas.
"Saya melihat kemungkinan besar itu ada orang-orang yang merasa diganggu kepentingannya di antara mafia gas atau mafia minyak, itu yang kemudian melawan balik. Mereka bisa mengerahkan buzzer, membayar miliaran sehari juga kuat," jelas Wahyudi.
Dia menilai isu viral seperti ini dapat digunakan sebagai alat serangan balik oleh kelompok yang merasa dirugikan akibat penertiban mafia migas. Untuk itu, pemerintah perlu bergerak cepat merespons isu-isu serupa sebelum semakin liar dan menyesatkan masyarakat.
"Pemerintah punya instrumen banyak. Untuk melawan hoaks, salah satunya pemerintah bisa menutup IP dari penyebar hoaks. Kominfo bisa dikerahkan," pungkas Wahyudi.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Menkeu Tolak APBN Bayar Utang KCIC Whoosh, DPR: Ini Langkah Logis
Laba BRPT Melonjak 2.882% Jadi Rp 30,3 Triliun di 2025, Ini Penyebabnya
J&T Express Buka Drop Point Signature Pertama di Manado, Solusi Kirim Paket Makin Mudah
J&T Express Buka Drop Point Signature Pertama di Manado, Layanan Lebih Nyaman