Reli saham Apple dipicu oleh tingginya permintaan terhadap iPhone 17. Data dari Counterpoint Research mengungkapkan bahwa dalam 10 hari pertama peluncurannya di pasar kunci seperti AS dan China, seri iPhone 17 mencatatkan penjualan 14 persen lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, iPhone 16. Ini menandai dimulainya siklus peningkatan (upgrade cycle) yang telah lama dinantikan oleh para investor dan analis.
Selain iPhone, Apple juga memperkuat lini produknya dengan meluncurkan versi terbaru iPad Pro, Vision Pro, dan MacBook Pro yang dilengkapi chip M5 terbaru. Langkah ini strategis untuk menyambut musim liburan akhir tahun yang biasanya menjadi periode penjualan tertinggi.
Peta Persaingan dan Pandangan Analis
Pencapaian valuasi USD 4 triliun oleh Apple mengikuti kesuksesan serupa yang diraih oleh Nvidia Corp. beberapa bulan sebelumnya. Microsoft Corp., sesama anggota "Magnificent Seven", juga telah menyentuh level ini, dan kembali melampauinya setelah mengumumkan kemitraan strategis dengan OpenAI.
Meski berada di puncak, pandangan analis terhadap prospek saham Apple terbelah. Menurut data, Apple memiliki rasio rekomendasi buy terendah kedua di antara "Magnificent Seven", hanya di atas Tesla Inc. Bahkan, target harga rata-rata saham Apple untuk 12 bulan ke depan masih diperkirakan sekitar 6 persen di bawah harga perdagangannya saat ini, mengindikasikan adanya kekhawatiran tertentu di kalangan investor.
Artikel Terkait
ERAA Bakal Tembus Rp600? Ini Strategi Gila Erajaya Masuk F&B & Kendaraan Listrik!
ERAA Ekspansi Gila-gilaan! F&B & Kendaraan Listrik Bikin Analis Serukan BELI, Target Rp600?
ERAA 2025: Saham Rp434 Bakal Meledak ke Rp600? Ini Strategi Rahasianya!
Target Harga ERAA Rp600! Analis Ungkap Strategi Ekspansi F&B & Kendaraan Listrik yang Bikin Saham Ini Layak Dibel