Total utang pemerintah pusat sebesar Rp9.138,05 triliun tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7.980,87 triliun dan pinjaman senilai Rp1.157,18 triliun. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada di angka 39,86 persen.
Purbaya menargetkan perbaikan signifikan pada tax-to-GDP ratio (rasio penerimaan pajak terhadap PDB) dalam beberapa bulan ke depan. Target ini didukung oleh perbaikan di sektor penerimaan, baik dari pajak maupun bea cukai, serta pertumbuhan sektor riil yang kuat.
Ia memperkirakan, jika sektor riil berjalan dengan baik, hal itu berpotensi menaikkan tax ratio hingga setengah sampai satu persen. Kenaikan satu persen setara dengan penerimaan tambahan minimal Rp100 triliun.
Dukungan untuk Sektor Riil dan Target Pertumbuhan
Untuk memastikan sektor riil tumbuh, Purbaya aktif melakukan kunjungan dan pemeriksaan langsung (sidak) untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ada.
"Jadi saya harapkan sektor riil bisa tumbuh dengan effort, makanya saya ke sana-sini memastikan hambatan-hambatan di sektor riil bisa berkurang secara signifikan," tegasnya.
Purbaya menyatakan sedang "bertaruh" pada kuartal ini agar laju pertumbuhan ekonomi dapat lebih cepat, dengan target di atas 5 persen, bahkan mencanangkan 6 persen. Secara berkelakar, ia berjanji akan mentraktir media jika target 6 persen tercapai.
Artikel Terkait
IHSG Diprediksi Mixed di 8.000-8.124: Ini 4 Rekomendasi Saham Potensial (NCKL, HMSP, dkk) untuk Hari Ini!
Gila! Emas BSI Tembus 19 Ton & Tumbuh 72%, Proyeksi 2030 Bikin Melongo
MEDC Bagikan Dividen Interim Rp 28,3 per Saham, Naik 18%! Ini Jadwal Pembayarannya
Ledakan 72,3%! STAA (Sumber Tani Agung Resources) Raup Rp2,97 Triliun, Apa Kunci Suksesnya?