JPFA dikenal sebagai produsen pakan ternak terbesar kedua di Indonesia. Namun, cakupan bisnisnya jauh lebih luas, termasuk jaringan peternakan ayam broiler komersial dan peternakan sapi yang terintegrasi secara vertikal.
Perusahaan ini memiliki fasilitas lengkap dari pengembangbiakan, penggemukan, hingga rumah potong hewan untuk sapi. Segment daging sapinya banyak melayani pasar HORECA (Hotel, Restaurant, dan Cafe). JPFA telah mencatatkan sahamnya sejak 1989. Pada 28 Oktober 2025, saham JPFA diperdagangkan sekitar Rp2.740 dan tercatat mengalami lonjakan kinerja yang impresif sebesar 45,36% year-to-date (YTD).
3. Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
MAIN mengoperasikan empat lini bisnis inti: produksi pakan ternak, pertanian komersial, peternakan pembibitan, dan produksi makanan olahan dengan merek terkenal "Sunnygold".
Perusahaan memiliki pabrik pakan ternak berkapasitas besar, 1,3 juta metrik ton per tahun, serta mengoperasikan 27 peternakan ayam broiler dengan total kapasitas 50.000 metrik ton per tahun. Dengan fasilitas yang modern dan menerapkan konsep Resource Efficient and Cleaner Production (RECP), MAIN menunjukkan komitmen terhadap operasi yang berkelanjutan. Saham MAIN, yang IPO pada 2006, diperdagangkan di level Rp920 per saham pada 28 Oktober 2025, dengan kenaikan 19,48% sejak awal 2025.
Kesimpulan
Ketiga saham peternakan di BEI ini—CPIN, JPFA, dan MAIN—menunjukkan kinerja yang positif sepanjang 2025. Masing-masing emiten memiliki keunggulan dan integrasi bisnis yang kuat dalam rantai pasok peternakan, menjadikannya pilihan menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai bagian dari diversifikasi portofolio investasi di sektor barang konsumer primer.
Artikel Terkait
BREAKING: 256.000 Anak Muda Serbu Program Magang, Ini Rahasia Daya Tariknya!
CPO Anjlok! Sentuh Level Terendah 5 Pekan, Ini Pemicu Utamanya
Misi Tersembunyi Kereta Cepat Whoosh: Bukan Cepatnya, Tapi DAMPAK EKONOMI Ini yang Bikin Geger!
Garuda Indonesia Urus RPTKA untuk Bos Asing, Ini Aturan Saham Rp 10 M yang Bebas Izin!