Pefindo Tegaskan Peringkat idA (Stable) untuk TBS Energi Utama (TOBA)
Lembaga pemeringkat Pefindo kembali menegaskan peringkat idA untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) serta seluruh obligasi yang diterbitkan perusahaan. Peringkat idA(sy) untuk Sukuk Wakalah I TBS juga ditegaskan dengan outlook stabil.
Faktor Pendukung Peringkat TBS Energi Utama
Peringkat kuat ini didukung oleh beberapa faktor kunci. Pefindo menilai TOBA memiliki bisnis yang terdiversifikasi dengan baik dan struktur permodalan yang konservatif. Kekuatan juga datang dari profil bisnis yang solid dari lini usaha baru perusahaan. Diversifikasi bisnis ini dinilai sebagai faktor utama yang memperkuat ketahanan keuangan TOBA menghadapi dinamika sektor energi dan fluktuasi harga komoditas.
Profil Bisnis dan Anak Usaha TBS Energi Utama
Portofolio bisnis TBS Energi Utama sangat beragam. Perusahaan memiliki anak usaha yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di Kalimantan Timur, pengelolaan limbah di Singapura dan Indonesia, serta pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) di Lampung. TOBA juga mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya terapung di Batam. Sebagai bagian dari transformasi energi bersih, perusahaan telah mulai mengembangkan bisnis kendaraan listrik dan menargetkan ekspansi signifikan di sektor energi terbarukan.
Risiko dan Potensi Perubahan Peringkat
Meski kuat, Pefindo mencatat bahwa peringkat TOBA masih dibatasi oleh risiko pengembangan proyek-proyek baru dan paparan terhadap fluktuasi harga komoditas energi, terutama batu bara. Peringkat berpotensi diturunkan jika proyek baru mengalami keterlambatan, kinerja di bawah proyeksi, atau jika perusahaan mengambil strategi pendanaan yang lebih agresif. Sebaliknya, peningkatan peringkat dapat terjadi jika TBS mampu mengoperasikan proyek barunya sesuai rencana dengan pendapatan dan margin laba yang lebih tinggi, sambil tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif.
Struktur Kepemilikan Saham TOBA
Per 30 Juni 2025, struktur kepemilikan saham TOBA didominasi oleh Highland Strategic Holdings Pte Ltd (60,36%), diikuti oleh PT Toba Sejahtra (8,29%), PT Bara Makmur Abadi (4,42%), dan masyarakat publik (26,93%).
Artikel Terkait
Rupiah 2025: Pelemahan 2% Ternyata Sinyal Kuat di Tengah Badai Global?
CBRE Gemparkan Pasar! Akuisisi Kapal Rp1,61 Triliun untuk Kuasai Bisnis Offshore
Masa Depan Hijau Blok Masela: Proyek LNG Pertama Indonesia yang Bakal Serap 16,3 Triliun untuk Tangkap Karbon!
Rupiah Tembus Rp16.602! Ini 3 Faktor Kunci yang Akan Tentukan Arahnya Pekan Depan