Bursa Saham AS Cetak Rekor Tertinggi, Dipacu Inflasi Rendah dan Laporan Perusahaan
Ketiga indeks saham utama Wall Street berhasil menutup pekan pada level rekor tertinggi sepanjang masa. Pencapaian historis ini didorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan dan kinerja perusahaan yang optimis, membuka jalan untuk reli pasar saham lebih lanjut.
Inflasi AS Lebih Rendah, Buka Peluang Pemotongan Suku Bunga The Fed
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan September yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS ternyata lebih rendah dari proyeksi analis. Data ini meredakan kekhawatiran investor atas tekanan inflasi yang berlarut, sekaligus menguatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter minggu depan.
Kinerja Kuartal Perusahaan Mengalahkan Ekspektasi
Musim laporan keuangan kuartal ketiga 2025 menunjukkan awal yang kuat. Dari 143 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan, 87% berhasil melampaui ekspektasi laba dan 83% mengungguli proyeksi pendapatan. Analis dari LSEG kini memproyeksikan pertumbuhan laba agregat S&P 500 sebesar 10,4% secara year-on-year, meningkat signifikan dari perkiraan 8,8% di awal Oktober.
Fokus Investor Beralih ke Laporan Tech Megacap
Pasar saham global kini memusatkan perhatian pada serangkaian laporan keuangan perusahaan teknologi raksasa ("The Magnificent Seven") yang akan dirilis minggu depan. Hasil kuartal dari Meta Platforms, Microsoft, Alphabet, Amazon, dan Apple menjadi katalis potensial untuk pergerakan pasar selanjutnya. Laporan dari perusahaan industri seperti Caterpillar dan Boeing juga akan ditunggu investor.
Artikel Terkait
INDF & JPFA Siap Meledak di 2025? Ini Analisis dan Harga Wajar Terbaru!
Rahasia Sukses UMKM Binaan Pertamina: Kisah Mereka yang Tembus Pasar Luas!
Prospek Saham INDF & JPFA 2025: Untung di Tengah Daya Beli yang Tertekan?
Ini Dia Sosok Irnaeni, Pahlawan Keuangan dari Kampung Terpencil Papua yang Gerakkan Ekonomi Warga!