Meski ada harapan itu, perhatian utama investor global tetap tertuju pada arah kebijakan The Fed untuk 2026. Tekanan pada saham teknologi AS yang dinilai terlalu mahal juga masih jadi ganjalan. Untungnya, sektor lain dengan valuasi yang lebih moderat tampaknya bisa menjadi penopang pergerakan indeks.
Dari dalam negeri, ada dua data penting yang akan dicermati: indeks manufaktur PMI dan angka inflasi Desember. Keduanya dijadwalkan rilis pekan ini. Data-data inilah yang akan jadi petunjuk bagi pemulihan ekonomi dan ruang gerak kebijakan moneter Bank Indonesia ke depan.
Secara teknikal, sinyalnya masih suram. IHSG ditutup di bawah level MA5 dan MA20. Histogram MACD negatifnya malah melebar. Memang, Stochastic RSI sudah berada di area oversold, tapi sinyal pembalikan arah belum terlihat.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi menguji level 8430-8500 dalam jangka pendek,"
ungkap analis Phintraco.
Tapi jangan putus asa dulu. Meski ruang pelemahan masih terbuka, peluang untuk pemantulan teknikal tetap ada, apalagi saat awal tahun baru nanti. Harapan baru investor, ditambah kondisi IHSG yang sudah jenuh jual, bisa jadi katalis untuk technical rebound.
Nah, untuk menyiasati pasar yang masih fluktuatif ini, Phintraco punya beberapa rekomendasi saham. Mereka menilai AUTO, TKIM, AVIA, DOID, ASII, dan BTPS punya peluang menarik buat disimak.
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.
Artikel Terkait
ITSEC Asia Kantongi Kontrak Rp Ratusan Miliar untuk Pelatihan Siber dan AI Kementerian Pertahanan
Radiant Ruby Kuasai AMMS, Bakal Pacu Lini Bisnis ke Aset Digital
Rupiah Tergelincir di Awal Pekan, Tertekan Data Ekonomi AS yang Membara
Techno9 Siapkan Rp 2,5 Triliun untuk Tambang Mongolia