Detrick punya pandangan menarik soal ini.
"Ini pengingat yang baik bagi investor bahwa volatilitas adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan keuntungan solid seperti yang kita lihat selama tiga tahun terakhir," jelasnya.
Melihat ke dalam, performa sektor pada perdagangan Jumat lalu cukup beragam. Sektor material muncul sebagai penopang utama untuk S&P 500. Sebaliknya, sektor consumer discretionary justru terpuruk di posisi terlemah. Kalau ditarik lebih panjang ke sepanjang tahun, sektor jasa komunikasi, teknologi, dan industri-lah yang jadi motor penggerak. Satu hal yang mungkin mengejutkan, sektor properti berpotensi jadi satu-satunya yang menutup tahun dengan catatan merah.
Beberapa saham individu juga menarik perhatian. Nvidia, misalnya, naik 1,0 persen. Penguatan ini datang setelah mereka mengumumkan kerja sama lisensi teknologi chip dengan startup Groq, sekaligus merekrut CEO perusahaan tersebut. Di lain pihak, saham Retailer Target melesat 3,1 persen. Lonjakan ini dipicu kabar adanya tekanan aktivisme dari hedge fund Toms Capital Investment Management.
Tak ketinggalan, saham-saham tambang logam mulia ikut bersinar. Kenaikan ini seiring dengan sentuhan harga emas dan perak ke rekor tertinggi baru. Saham seperti First Majestic, Coeur Mining, dan Endeavour Silver naik berkisar antara 1,2 persen hingga 3,0 persen, menutup perdagangan dengan nada optimis.
Artikel Terkait
CUAN Siap Ambil Alih Kendali Saham SINI, Negosiasi Masih Berlangsung
Harga Emas Antam Anjlok Rp 9.000, Galeri24 Justru Naik Tajam
IHSG Mengawali Pekan dengan Sentimen Positif, Rupiah Justru Melemah Tipis
IHSG Diproyeksi Terbatas, Investor Berharap pada Santa Claus Rally di Akhir Tahun