Indikasinya bisa dilihat dari angka credit default swap atau CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun. Angka itu turun. Per 23 Desember, CDS tercatat 67,99 basis poin, lebih rendah dibanding posisi 18 Desember yang masih di level 69,80 bps.
Kalau kita lihat perjalanan sepanjang tahun 2025, ceritanya agak lain. Data kumulatif hingga 23 Desember menunjukkan, investor nonresiden masih mencatatkan jual bersih secara keseluruhan. Rinciannya cukup bervariasi: jual neto Rp 21,08 triliun di pasar saham, lalu Rp 440 miliar di pasar SBN, dan yang cukup besar di SRBI mencapai Rp 110,75 triliun.
Menanggapi dinamika ini, Denny menegaskan komitmen Bank Indonesia. Mereka tak akan berhenti memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya.
“Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,”
pungkasnya. Tujuannya jelas, menjaga stabilitas ekonomi nasional agar tetap solid di tengah arus modal yang datang dan pergi.
Artikel Terkait
Indofarma Berbenah, Kerugian Menyusut Rp39 Miliar di Tengah Ancaman Delisting
AWAN Siapkan Strategi Cloud 2026, Hadapi Kenaikan Harga Server dengan Optimisme
Tiket Kereta Nataru Hampir Ludes, Okupansi Jarak Jauh Tembus 100 Persen
ALII: Batu Bara Tetap Jadi Andalan hingga 2026, Diversifikasi Masih Digodok