Memang, kondisi ekonomi AS terlihat masih kokoh. Data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga menunjukkan angka yang solid. Namun begitu, ada tanda-tanda pelambatan di pasar tenaga kerja yang mulai terlihat.
Nah, kondisi campuran inilah yang membuat pelaku pasar memprediksi akan ada dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2026. Mereka berharap inflasi bisa mereda. Meski begitu, para pembuat kebijakan sendiri tampaknya masih belum sepenuhnya sepakat soal waktu dan langkah yang tepat.
Di sisi lain, situasi geopolitik ikut memberi tekanan. Blokade AS terhadap kapal tanker minyak Venezuela bukan cuma soal minyak. Itu meningkatkan risiko global dan mendorong permintaan akan aset lindung nilai. Emas, tentu saja, jadi primadona.
Kalau dilihat dari perjalanannya sepanjang tahun, kenaikan harga emas tahun ini benar-benar luar biasa. Sudah melonjak sekitar 70 persen! Jika tren ini bertahan, kita mungkin akan menyaksikan kenaikan tahunan terkuat sejak 1979. Dukungan kuat datang dari pembelian bank sentral berbagai negara dan arus dana yang stabil ke reksadana ETF berbasis emas.
Artikel Terkait
IDXTRANS Melonjak 49%, Saham Freight Forwarder Ini Tembus 542%
IHSG Tumbang ke Zona Merah, Saham-Saham Ini Terjun Bebas
Upah Minimum Jateng 2026 Naik 7,28%, Demak Tertinggi di Level Kabupaten
UMP Jakarta 2026 Tembus Rp 5,7 Juta, Pramono Anung: Sudah Disepakati Bersama