Harga minyak kembali mencatatkan penguatan di penutupan perdagangan Selasa kemarin. Sentimen pasar didorong oleh dua hal utama: laporan pertumbuhan ekonomi AS yang ternyata lebih tangguh dari perkiraan, plus ancaman gangguan pasokan yang datang dari Venezuela dan Rusia. Kombinasi itu cukup untuk mendorong harga ke zona hijau.
Brent, patokan minyak global, naik 0,5% ke level USD62,38 per barel. Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), menguat lebih tinggi lagi, 0,64%, menjadi USD58,38 per barel. Kenaikan ini seolah melanjutkan momentum dari sesi sebelumnya, di mana harga sempat melonjak lebih dari 2%. Bahkan, untuk Brent, itu adalah kenaikan harian terbesar dalam dua bulan terakhir.
Lantas, apa yang memicu optimisme ini? Data ekonomi AS rupanya memainkan peran penting. Estimasi awal menunjukkan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh cukup kencang di kuartal ketiga, terutama ditopang belanja konsumen yang masih bertenaga. Data itu, jujur saja, memberikan angin segar bagi prospek permintaan minyak.
Tapi tentu, tidak semua analis melihatnya dengan mata yang sama. Phil Flynn, analis senior Price Futures Group, mengungkapkan keraguan yang beredar di pasar.
“Pasar sedang mencoba menentukan apakah harus lebih antusias terhadap permintaan yang didorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, atau justru khawatir The Fed harus menahan laju pertumbuhan tersebut untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya.
Dan kekhawatiran itu bukannya tanpa alasan. Di sisi lain, ada juga data yang justru memberi sinyal campur aduk. Kepercayaan konsumen AS misalnya, memburuk di bulan Desember. Isu lapangan kerja dan pendapatan mulai membuat publik was-was. Produksi pabrik pun stagnan, setelah sebelumnya terkoreksi.
Nah, selain faktor permintaan, ada juga gejolak di sisi pasokan yang patut dicermati. Perhatian investor tertuju ke Venezuela. Langkah AS yang memperketat blokade terhadap kapal tanker terkait sanksi membuat aktivitas pengiriman minyak dari negara itu jadi serba tidak menentu. Kapal tanker Kelly yang sempat berlayar, dilaporkan balik lagi ke perairan Venezuela.
Artikel Terkait
Pasar Asia Beragam, Nikkei Bangkit di Tengah Anggaran Fantastis Jepang
BRI Siapkan Jaringan 1,2 Juta Titik untuk Layani Transaksi Saat Arus Mudik Nataru
Harga Emas Antam Melonjak Rp 29 Ribu, Pajak Pembelian Diringankan
Pasar Komoditas Beragam: Nikel dan CPO Naik, Batu Bara Lesu