Wall Street kembali bergerak naik pada Selasa kemarin. Sentimen pasar terangkat oleh sederet data ekonomi terbaru, yang mendorong imbal hasil obligasi dan mengangkat saham-saham yang mengandalkan pertumbuhan.
Indeks Dow Jones berhasil naik 0.16 persen, menguat ke level 48,442.41. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq juga ikut merangkak naik, masing-masing bertambah 0.46 persen dan 0.57 persen. Pergerakan ini cukup menarik perhatian, apalagi di tengah volume perdagangan yang mulai menipis jelang liburan.
Pemicu utamanya? Laporan pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ketiga yang ternyata jauh lebih panas dari perkiraan. Angkanya mencapai 4.3 persen, tertinggi sejak akhir tahun lalu. Kekuatan utamanya datang dari pengeluaran konsumen yang tetap solid, meski ada bayang-bayang resesi yang sempat menghantui.
Namun begitu, data bagus ini punya dua sisi. Di satu sisi, ia menunjukkan ketahanan ekonomi. Di sisi lain, justru membuat pasar mempertanyakan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve di bulan Januari. Peluangnya kini terlihat lebih kecil. Imbasnya, imbal hasil obligasi ikut terdorong naik.
Reaksi dari pasar obligasi cukup jelas. Stephen Massocca dari Wedbush Securities di San Francisco memberikan komentarnya.
Memang, tidak semua data secerah itu. Di balik angka PDB yang menggembirakan, kepercayaan konsumen justru melemah di bulan Desember. Kekhawatiran soal lapangan kerja dan pendapatan masih membayangi. Produksi pabrik pun stagnan, setelah sebelumnya terkoreksi.
Terlepas dari itu, tren jangka panjang pasar saham AS masih positif. Ketiga indeks utama bersiap mencatatkan tahun ketiga berturut-turut di zona hijau. S&P 500 dan Dow bahkan berpeluang merayakan kenaikan untuk bulan kedelapan secara beruntun.
Artikel Terkait
Pasar Asia Beragam, Nikkei Bangkit di Tengah Anggaran Fantastis Jepang
BRI Siapkan Jaringan 1,2 Juta Titik untuk Layani Transaksi Saat Arus Mudik Nataru
Harga Emas Antam Melonjak Rp 29 Ribu, Pajak Pembelian Diringankan
Pasar Komoditas Beragam: Nikel dan CPO Naik, Batu Bara Lesu